Berita - 4 Juni, 2008
Dalam Memperingati hari lingkungan hidup, Greenpeace bersama SDN Percontohan 12 Bendungan Hilir Jakarta Pusat hari ini melakukan kegiatan bersama untuk menambah pengetahuan anak-anak dalam mencegah perubahan iklim dan mengingatkan pentingnya melakukan effisiensi energi serta mendorong digunakannya energi alternatif.
Solar Generation menerangkan kepada siswa-siswi SDN Percontohan 12 Benhil tentang cara kerja panel surya yang dapat digunakan memenuhi keburuhan listrik tanpa merusak lingkungan. Solar Generation mendapat kesempatan bersama SDN Percontohan 12 Benhil untuk berkampaye tentang energi terbarukan dan efisiensi energi.
Dalam kegiatan tersebut, para aktivis Greenpeace
menyiapkan lukisan dinding raksasa berukuran 3 meter x 6 meter yang di lukis kelompok pelukis dinding ternama di
Jakarta “The Popo”. dalam lukisannya "The popo" menceritakan tentang revolusi energi untuk melindungi iklim. dari penggunaan energi fosil dan energi kotor menjadi energi terbarukan yang ramah lingkungan. perwujudan energi bersih adalah para pahlawan masa depan yang modern seperti pahlawan air, pahlawan angin, pahlawan matahari dan pahlawan panas bumi yang dapat dipergunakan untuk energi dan ramah lingkungan.
“Generasi yang akan datang tentunya generasi muda
akan sangat merasakan dampak dari perubahan iklim yang akan terjadi nanti, terlebih
di Indonesia. Sudah saatnya kita saling
bekerja sama untuk memberikan pendidikan dampak dari perubahaan iklim di
kurikulum pelajaran dan mulai melakukan perbuatann nyata di sekolah, rumah dan
masyarakat yang dapat membantu mengurangi dampak dan melakukan solusi yang
tepat di saat krisis perubahaan iklim” tegas Galih Aji Prasongko, koordinator
Solar Generation Indonesia
Siswa-siswi sekolah tersebut bersama Solar
Generation, kelompok muda Greenpeace untuk iklim dan energi, memasang panel surya untuk sumber energi dari solar bar (kedai minuman) dan menjelaskan dasar dari cara kerja solar panel. Para murid dan guru-guru melakukan energi
efisiensi dengan mengganti lampu-lampu kelas dengan lampu yang hemat energi
Indonesia harus berani melakukan pengurangan dan
menggunakan bersih energi di kota-kota besar seperti Jakarta. Dengan fakta
bahwa negara-negara maju adalah menyumbang emisi terbesar yang berasal dari
fosil di bandingan negara berkembang, tetapi dengan investasi energi kotor yang
terus berlanjut akan membuat negara ini terjebak dalam kejahatan berulang
sehingga akan mengancam keamanan energi dan iklim di masa akan datang.
“Indonesia berada di persimpangan. Pilihan hari ini
akan membuat perubahaan untuk akan-akan kita dan generasi akan datang Indonesia
yang akan aman dan masa dpean yang lebih terjaga atau kita akan membuat mereka
merasakan masa depan yang suram karena lingkungan serta kesengsaraan akan
hilangnya ekosistem bumi. Untuk menciptakan masa depan anak-anak kita yang
lebih baik, kami menyerukan kepada pemerintah untuk memikirkan ulang promosi
pembangkit listrik energi kotor dan berbahaya
dan mengubahnya menjadi energi terbarukan sebagai solusi yang terbaik”
Jelas Sonki Prasetya, Juru kampanye iklim dan energi Greenpeace Asia Tenggara
“Dengan harga minyak bumi yang meningkat tajam
membuat pemakaian bahan bakar fosil menurun, pemerintah Indonesia mendorong
penggunakan hemat energi di semua level dan harus mulai menghilangkan
penggunaan energi kotor dan memulai penggunakan energy yang bersih” tambahnya