Bulan Juli merupakan peralihan musim dimulainya kemarau. Seperti biasa, ketika kemarau panjang tiba, berbagai masalah lingkungan juga akan terjadi, seperti bahaya kebakaran hutan, polusi udara yang meningkat, dan musibah-musibah lainnya. Greenpeace Indonesia di awal kemarau ini memulai berbagai aktivitas diantaranya adalah dimulainya pelatihan untuk para relawan Tim Cegah Api Greenpeace untuk menghadapi kebakaran hutan dan lahan. Berikut kami sajikan beberapa aksi Greenpeace di Indonesia di bulan ini.

Pelatihan Tim Cegah Api

FFP Training in Kubu Raya, West Kalimantan. © Jurnasyanto Sukarno / Greenpeace

FFP Training in Kubu Raya, West Kalimantan

Relawan Tim Cegah Api (TCA) Greenpeace Indonesia melakukan penyemprotan saat simulasi pelatihan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kubu Raya, Kalimantan Barat. Tim Cegah Api ini nantinya akan memberikan pelatihan kepada para relawan dan masyarakat yang terdampak kebakaran hutan dan lahan di wilayah Palangkaraya untuk mengantisipasi kebakaran yang rutin terjadi setiap tahunnya.

Monster Plastik Menyerang Ibukota

Plastic Monster Mass Rally in Jakarta. © Jurnasyanto Sukarno / Greenpeace

Plastic Monster Mass Rally in Jakarta.

 

Ribuan orang mengarak sebuah “Monster Plastik” saat mengikuti pawai massa untuk kampanye menolak penggunaan kemasan plastik sekali pakai saat Car Free Day di Jakarta. Greenpeace berkolaborasi dengan Lembaga-Lembaga Swadaya Masyarakat lainnya membuat sebuah monster dari sampah kemasan plastik milik perusahaan-perusahaan FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Greenpeace menuntut korporasi FMCG bertanggung jawab penuh atas kemasan produk-produk mereka yang masih menggunakan plastik sekali pakai.

Tumpahan Minyak Pertamina Kembali Mencemari Laut

Oil Spill in Karawang, West Java. © Rezza Estily / Greenpeace

Oil Spill in Karawang, West Java. © Rezza Estily / Greenpeace

Petugas dan warga membersihkan tumpahan minyak mentah milik Kilang Lepas Pantai Jawa Barat Pertamina (ONWJ) di pantai Cemara Jaya, Karawang, Jawa Barat. Tumpahan minyak yang terjadi pada 12 Juli 2019 ini terbawa arus ke Barat hingga sejauh 84 kilometer dan mencemari lebih dari 10 Desa dan 7 pantai di sepanjang garis pantai Karawang. Pada tahun 2018 minyak mentah Pertamina juga mencemari Teluk Balikpapan akibat kebocoran pipa bawah lautnya.

Jakarta Terperangkap Polusi Udara

Air Pollution in Jakarta. © Jurnasyanto Sukarno / Greenpeace

Air Pollution in Jakarta.

Pemandangan gedung-gedung dan Monas serta langit ibukota Jakarta diselimuti oleh kabut polusi udara. Kualitas udara kota Jakarta semakin memburuk bahkan sempat menjadi yang terburuk dibanding kota-kota besar dunia, seiring dengan semakin besarnya tingkat emisi dari kendaraan bermotor dan beberapa PLTU yang mengepung sekitar Jakarta. Bulan Juli ini puluhan warga Jakarta mengajukan tuntutan hukum kepada Presiden, Menteri KLHK, Menteri Kesehatan, dan Gubernur Jakarta, Jawa Barat, Banten untuk segera bertindak dan membuat kebijakan-kebijakan yang lebih memperhatikan kesehatan udara.

Penjaga Hutan Adat Kalimantan

Dayak's Tribesmen Hug a Giant Tree in Sekadau, West Kalimantan. © Afriadi Hikmal / Greenpeace

Dayak’s Tribesmen Hug a Giant Tree in Sekadau, West Kalimantan.

Beberapa lelaki dari suku Dayak mencoba mengukur lebar pohon dengan membuat rantai manusia di hutan adat Ngkulunk, Desa Setawar, Sekadau, Kabupaten Sekadau Hulu, Kalimantan Barat. Mereka adalah para pewaris dan penjaga hutan adat yang menjadi sumber kehidupan masyarakat di wilayah adat Ngkulunk. Masifnya deforestasi oleh perusahaan-perusahaan pemilik konsesi kelapa sawit di Kalimantan membuat banyaknya wilayah hutan adat yang ikut tergerus tanpa bisa dicegah. Hal ini sering terjadi karena tidak terbukanya pemerintah kepada publik atas peta konsesi milik perusahaan.