Yang perlu kamu ketahui tentang sampah dan plastik sekali pakai

Plastik sekali pakai, plastik jenis apakah itu?

Plastik sekali pakai adalah seluruh produk plastik yang didesain untuk digunakan dalam waktu singkat dan satu kali pakai sebelum akhirnya dibuang menjadi sampah. Sampah plastik jenis ini sangat mudah sekali kita temui sehari-hari, misalnya, kantong plastik (kresek) dari berbelanja, kemasan makanan instan, dan styrofoam kemasan makanan.

Bukankah kemasan sekali pakai itu praktis ya untuk kita? Lalu, masalahnya apa?

Memang, penggunaan kemasan plastik sekali pakai bisa terkesan sangat praktis. Sayangnya, kepraktisan ini hanya sementara. Sampah plastiknya akan abadi karena bisa tetap utuh dan bertahan hingga ratusan tahun di alam. Plastik sekali pakai akan sangat sulit terurai dan hanya berubah menjadi partikel plastik yang jauh lebih kecil (mikroplastik) dan akan tetap mencemari lingkungan. Jika ketergantungan kita terhadap plastik sekali pakai tidak segera diakhiri, sangat mungkin jika nantinya masalah ini tidak akan pernah selesai.

Apakah masalah ini semakin parah seiring perkembangan zaman?

Setiap tahunnya, ada sekitar 12,7 juta ton plastik yang mencemari wilayah lautan dunia. Situasi ini digambarkan seperti membuang plastik sebanyak satu truk sampah setiap menit ke lautan. Bayangkan saja, dari tahun 1950 hingga 2015, sampah plastik dunia meningkat hingga 190 kali lipat! Di Jakarta sendiri, tempat pembuangan yang digunakan untuk menampung sampah kota setiap harinya, termasuk plastik, sudah kelebihan kapasitas (overload).

Apa saja sebenarnya yang membuat masalah sampah ini jadi sebesar itu?

Sejak tahun 1950, plastik merupakan material dengan peningkatan laju produksi paling cepat. Saat ini, 40% atau sebanyak 161 juta ton plastik yang diproduksi per tahun secara global adalah plastik kemasan sekali pakai. Penggunaan plastik sekali pakai yang begitu besar ini sayangnya tidak diimbangi dengan kemampuan mengelolanya. Dari sebanyak itu plastik yang diproduksi, hanya sekitar 9% plastik yang didaur ulang. Sebagian besarnya (91%), sampah kemasan jenis sekali pakai ini hanya terbuang, dibiarkan menumpuk, dan mencemari lingkungan.

Lalu, apa yang akan terjadi jika masalah ini tidak segera diatasi?

Pencemaran plastik akan terus bertambah dan membahayakan keberlangsungan seluruh makhluk hidup di dunia, termasuk kita sebagai manusia. Saat ini, kontaminasi plastik dalam bentuk mikroplastik atau plastik yang berukuran sangat kecil (bahkan lebih kecil dari diameter rambut kita), telah ditemukan di ikan-ikan yang kita makan, air yang kita minum, hingga udara yang kita hirup.

Bahkan baru-baru ini, mikroplastik juga telah ditemukan di dalam darah manusia. Jika situasi ini tidak diatasi segera dan dibiarkan saja seperti ini, bukan tidak mungkin perkiraan akan ada lebih banyak plastik daripada ikan di lautan pada tahun 2050, akan menjadi kenyataan.

Solusi apa yang harus kita upayakan sesegera mungkin?

Masalah plastik sekali pakai perlu dilihat secara utuh. Menurut Global Plastic Treaty yang disepakati pada pertemuan United Nations Environment Assembly (UNEA), solusi untuk masalah plastik sekali pakai harus menyeluruh, mencakup seluruh siklus hidupnya. Mulai dari proses ekstraksi minyak mentah sebagai bahan dasar plastik, produksi plastik, hingga setelah plastik ini dimanfaatkan oleh konsumen.

Pemerintah perlu menyusun kebijakan yang fokus pada pengurangan serta mendorong penerapan ekonomi sirkular. Industri perlu bertanggung jawab atas sampah dari kemasan yang mereka hasilkan serta beralih ke bisnis alternatif yang mengedepankan model guna ulang (refill dan reuse). Tidak hanya industri dan pemerintah, kita sebagai masyarakat juga perlu mengurangi ketergantungan terhadap produk sekali pakai dan memulai gaya hidup berkelanjutan.

Banyak sekali yang harus dilakukan ya, tapi, apa yang bisa saya lakukan sekarang juga?

Kamu, kita, bisa mulai dari menambah pengetahuan tentang masalah sampah dan plastik sekali pakai. Lalu, tumbuhkan kesadaran dari dalam diri kamu bahwa isu ini penting dan harus kita selesaikan bersama. Setelah itu, mulai lakukan hal-hal nyata yang sederhana, seperti menggunakan botol minum (tumbler), membawa dan menggunakan kantong belanja guna ulang, memilah sampah, serta beralih ke produk-produk dengan kemasan guna ulang.

Dengan mengubah perilaku konsumsi kita terhadap kemasan sekali pakai, harapannya kita bisa berkontribusi pada perubahan pola produksi kemasan dari sektor industri. Bersama, kita bisa atasi masalah ini!