Jakarta, 19 Juni 2025 – Greenpeace Indonesia hari ini menggelar aksi damai di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta sebagai bentuk solidaritas terhadap warga sipil Gaza yang terus menjadi korban dalam krisis kemanusiaan yang paling parah di abad ini.

Dalam aksi bertajuk “Stop Genocide, Peace Now”, Greenpeace menyerukan penghentian segera perang dan kekerasan terhadap warga sipil, serta mendesak dibukanya akses penuh bagi bantuan kemanusiaan yang selama ini dibatasi. Seruan ini menjadi bagian dari gelombang suara global yang menuntut perdamaian dan perlindungan hak asasi manusia bagi warga sipil di Gaza.

Di tengah berbagai dinamika kawasan, perhatian dunia tidak boleh lepas dari krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza. Ribuan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, terus menjadi korban dalam kondisi yang semakin darurat. Aksi hari ini menghadirkan ekspresi teatrikal damai sebagai wujud duka mendalam sekaligus seruan moral atas krisis kemanusiaan yang terus berlangsung. Lewat visualisasi yang kuat dan menyentuh, aksi ini menyerukan kepada dunia untuk tidak tinggal diam.

“Ini adalah seruan dari Jakarta untuk dunia, setop perang sekarang juga, dan wujudkan perdamaian di Gaza. Tidak ada alasan moral atau politik yang bisa membenarkan diamnya kita atas penderitaan warga sipil di Gaza. Mereka tidak boleh dibiarkan sendiri, kita harus terus bersuara,” ujar Leonard Simanjuntak, Kepala Greenpeace Indonesia.

Pemilihan lokasi aksi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat bukan tanpa alasan. Amerika Serikat merupakan sekutu utama Israel dan salah satu negara dengan pengaruh paling besar dalam dinamika konflik ini, termasuk melalui dukungan politik, militer, dan diplomatik. “Dengan aksi ini, Greenpeace Indonesia menyerukan secara langsung kepada pemerintah AS untuk menggunakan pengaruhnya demi menghentikan kekejaman genosida Israel, serta membuka jalan perdamaian,” tegas Leonard.

Setidaknya lebih dari 55.000 orang tewas dan hampir 130.000 orang luka-luka akibat invasi Israel ke Gaza sejak Oktober 2023, menurut data Kementerian Kesehatan Palestina pada 9 Juni 2025. Perserikatan Bangsa-Bangsa juga melaporkan bahwa sekitar 90% penduduk Gaza telah mengungsi, dan lebih dari 500.000 orang menghadapi kelaparan akut, dan ancaman kelaparan massal. Pada aksi ini juga Greenpeace juga menyoroti eskalasi konflik yang meluas, termasuk ketegangan antara Israel dan Iran, yang memperburuk situasi perdamaian di Timur Tengah.

Kontak Media:

Rahka Susanto (Juru Kampanye Media Greenpeace Indonesia) – 08111098815