Pagi ini di halaman depan gedung World Trade Center saat tengah melakukan aksi bersama teman-teman aktivis, saya berjumpa dengan seorang Bapak. Setelah menolak kartu pos yang saya berikan, dengan dahi berkerut Bapak itu menyampaikan keberatannya diikuti serbuan pertanyaan. Kenapa HSBC? Saya tidak perlu waktu lama untuk menjelaskan.

 

Saya warga Kalimantan. Tinggal di Pontianak sudah 22 tahun. Selama 10 tahun terakhir  saya melihat hutan Kalimantan terbakar dan tahun 2015 lalu Pontianak terkepung asap parah. Sama seperti warga Kalimantan dan Sumatera lainnya – kebakaran hutan menjadi bagian dari hidup kami setiap tahun. Kami dipaksa menghirup asap, kami tak punya pilihan selain tinggal dalam pekatnya asap selama berminggu-minggu.

Kenapa harus ada di Jakarta hari Kamis pagi ini? Kenapa harus membagi-bagikan kartu pos berisi informasi tentang kebakaran dan kerusakan hutan di depan kantor pusat HSBC? Kenapa HSBC? Buat saya sederhana, karena HSBC telah melanggar komitmen mereka untuk tidak mendanai deforestasi. HSBC  ikut mendanai perusahaan-perusahaan yang dalam melakukan pengembangan minyak sawitnya masih bergantung pada konversi lahan gambut dan hutan termasuk daerah-daerah bernilai konversi tinggi. Dan karena setiap tahun hutan Indonesia yang terbakar mengeluarkan gas beracun ke atmosfer yang telah mengakibatkan ribuan korban jiwa di Asia Tenggara serta mengakibatkan hampir punahnya habitat Orangutan dan Harimau Sumatera.

 

Kalau saya ada di depan kantor HSBC hari Kamis pagi ini, itu adalah untuk menyampaikan keprihatinan saya akan masa depan hutan Indonesia, juga untuk mengantarkan pesan dari lebih dari 203.000  orang di seluruh dunia yang memiliki kepedulian yang sama. Buat saya, daftar nama yang kami antarkan pagi ini bukan hanya sekedar barisan nama, mereka adalah keluarga saya di Kalimantan, kawan-kawan saya di Riau, dan ribuan orang dari Jakarta, Hongkong, Paris, Taiwan, New Zealand dan Inggris – mereka yang juga berharap HSBC mau memperkuat, mengimplementasikan kebijakan perlindungan hutannya serta berhenti mendanai perusakan hutan di Indonesia, khususnya untuk ekspansi industri kelapa sawit.

AKtivis Greenpeace melakukan aksi untuk mendesak HSBC berhenti mendanai deforestasi 

Aksi kami pagi ini dihentikan petugas keamanan, bersama teman-teman aktivis lain saya digiring keluar dari halaman gedung kantor HSBC. Sebelum beranjak, saya sempatkan menengok ke belakang, melihat paket petisi yang kami antar untuk perwakilan HSBC yang mungkin sedang menyaksikan aksi kami dari ruang kantornya. Karena mereka tidak mau menemui kami, paket petisi yang kami antar hanya diterima petugas keamanan. Semoga saja daftar nama-nama yang sudah kami siapkan berkenan diterima, lebih dari sekedar barisan nama, itu adalah sebuah pesan penting bagi HSBC dan Bank-bank lainnya untuk  berhenti mendanai perusahaan-perusahaan yang masih merusak hutan kita yang tersisa. Semoga. 

Adi Prabowo, anggota Tim Cegah Api Greenpeace Indonesia