Seorang fotografer melihat kembali tahun-tahun awal Greenpeace

Saya adalah fotografer kampanye Greenpeace dari tahun 1974 hingga 1982. Berikut adalah 12 foto dari tahun-tahun itu dan beberapa kenangan yang mereka bangkitkan: 

Kantor Greenpeace pertama dibuka pada tahun 1975 di 4th Avenue di Vancouver

© Greenpeace / Rex Weyler

Kantor Greenpeace pertama berada di rumah Dorothy dan Irving Stowe di Vancouver. Kami biasa bertemu di Gereja Unitarian, di dapur kami, di kedai kopi, dan di pub. Pada tahun 1975, menjelang kampanye paus pertama, kami berbagi ruang kantor kecil ini dengan satu-satunya organisasi ekologi lainnya di Vancouver, Society for the Prevention of Environmental Collapse (SPEC). Kantor kecil kami, dikelola oleh Bobbi Hunter, terdiri dari satu telepon, papan buletin, dan papan kayu panjang untuk meja. Kami juga sering bertemu di pub di seberang jalan, di lantai atas dekat jendela yang terbuka, dan ketika kami mendapat telepon di kantor, Bobbi akan berteriak dari seberang jalan, dan orang yang harus menerima telepon tersebut akan menyebrang ke sana.

Dalam foto ini, Bob Hunter, pemimpin Greenpeace, duduk di ujung meja di ruang pertemuan sambil memegang kertas. Bree Drummond, yang memanjat pohon kapas untuk melindunginya dari penebang, bersandar ke dinding. Leigh Wilks, seorang perawat di Rumah Sakit Vancouver, sedang mencatat, duduk di samping Rod Marining, salah satu visioner ekologi Vancouver, dan penghubung media selama kampanye paus. Mereka tidak menerima gaji. Semua orang adalah sukarelawan.

Seekor paus sperma terbaring sekarat di bawah haluan kapal pemburu paus milik Rusia, 1975

© Greenpeace / Rex Weyler

Versi hitam putih dari gambar ikonik dari kampanye paus 1975 ini tampil di surat kabar di seluruh dunia. Ketika kami merencanakan kampanye paus, salah satu tujuan kami adalah untuk mengganti citra lama tentang perburuan paus dalam buku Moby Dick, yang bercerita tentang pria kecil pemberani di perahu kecil mengejar paus Leviathan yang ganas, dengan kenyataan perburuan paus di masa kini yang dilakukan oleh kapal baja raksasa dengan tombak meledak yang menghancurkan kelompok hewan cetacea yang rentan. Foto ini membantu membalikkan persepsi itu, karena kita dapat secara visual melihat dan merasakan ketidakseimbangan atas kekuatan yang mematikan. 

Foto ini diambil pada hari pertama kami bertemu dengan pemburu paus Rusia, 27 Juni 1975, di atas gunung laut Mendocino Ridge, 50 mil di lepas pantai California. Kami bekerja dengan sangat terburu-buru hari itu, sehingga saya tidak menyadari sampai pada malam harinya betapa patah hati dan trauma yang saya rasakan setelah menyaksikan pembantaian itu.

Taeko Miwa dan Mel Gregory di ruang kemudi Phyllis Cormack, kapal Greenpeace pertama, 1975 

© Greenpeace / Rex Weyler

Taeko, dari Jepang, mungkin adalah aktivis lingkungan paling berpengalaman dalam kru kampanye paus 1975. Dia telah bekerja dengan korban keracunan merkuri di Minamata, Jepang, di mana lebih dari 2.000 orang telah meninggal dan ribuan lainnya menderita seumur hidup yang disebabkan oleh air limbah industri dari pabrik kimia Chisso Corporation. Dia telah memimpin kampanye udara bersih di Tokyo dan protes terhadap bandara baru Tokyo yang menghancurkan komunitas pedesaan. Disamping Taeko ada Mel. Ia adalah seorang musisi Vancouver, yang memiliki kedekatan mendalam dengan hewan. Dia akan melindungi laba-laba agar tidak dibunuh oleh orang lain, bahkan oleh orang asing, dan dia memiliki seekor iguana peliharaan bernama Fido. Selama perjalanan ini, ia bereksperimen dengan memainkan musik untuk paus melalui speaker bawah air, sambil merekam respons mereka. Mel membawa “Dream Book” ke kapal agar kru bisa menulis mimpi mereka. Kegiatan ini mengantarkan kami kepada banyak diskusi menarik dan juga mimpi/puisi bersejarah dalam buku karangan penyair terkenal Lawrence Ferlinghetti.

Bobbi Hunter dan kapal pemburu paus milik Rusia, 1976

© Greenpeace / Rex Weyler

Sekitar tahun 1974 dan 1978, Bobbi adalah ketua penggalangan dana dan manajer kantor Greenpeace Foundation. Pada tahun 1976, ia bertugas menjadi kru kampanye paus. Ini adalah pertama kalinya kami benar-benar menghentikan kegiatan kapal pemburu itu dan mengakhiri perburuan mereka. Selama tahun 1970-an, tim kantor dan tim kampanye bisa melakukan rotasi kerja. Kami percaya bahwa para aktivis harus melakukan berbagai pekerjaan baik di kantor, dengan publik, dan di lapangan berkampanye. Kami melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa staf kantor yang bersedia, memiliki kesempatan untuk berada di garda depan kampanye Greenpeace. Bobbi bertanggung jawab akan radio kelautan hampir setiap hari dan bersama dengan staf di Vancouver, ia juga mengelola anggaran dan logistik kampanye. 

Awak penangkap ikan paus Rusia di atas kapal Dalnyi Vostok, 1975

© Greenpeace / Rex Weyler

Kami mengembangkan hubungan persahabatan dengan sebagian besar kru kapal perburuan paus (bukan dengan karyawan-karyawannya). Waktu pertama kali perahu karet kami berada di posisi cukup dekat dengan kapal mereka untuk berbicara, seseorang bertanya kepada kami dalam bahasa Inggris: “Do you have LSD?“. Kami tidak dapat memenuhi permintaan ini, tetapi kami kembali ke kapal kami dan membawa beberapa botol rum dan pin ikan paus, yang mereka terima dengan senang hati. 

Saya menyadari selama melakukan berbagai kampanye ekologi bahwa setiap masalah ekologi yang kami tangani berdampak pada pekerjaan atau mata pencaharian seseorang. Bagian dari transisi ekologis masyarakat akan membutuhkan upaya untuk mendukung mereka yang bekerja dalam industri berbahaya atau proses militer. Itu jelas. Tantangan ini masih ada bersama kita sampai hari ini. Menyelesaikan masalah krisis ekologi mungkin berarti melakukan revisi substansial seluruh sistem ekonomi kita. 

Fotografer Matt Herron dan Kazumi Tanaka mengabadikan proses pemindahan paus mati dari kapal pemburu ke kapal pabrik Dalnyi Vostok, di Samudra Pasifik, 1976

© Greenpeace / Rex Weyler

Paus disayat-sayat di dek kapal pabrik dan darahnya mengalir tidak henti dari pipa yang menonjol di lambung kapal. Hiu mengikuti kapal pabrik (karena ada banyak darah dari kapal yang dibuang ke laut) dan bau busuk dari rumah jagal terapung itu membuat kami semua mual. Mengambil foto dari perahu karet yang terus bergerak sangatlah sulit, meskipun ketika ombak laut tidak terlalu besar. Kami belajar pada tahun 1975 bahwa metode yang paling efektif adalah berdiri di haluan (ujung depan perahu karet) dengan mengikatkan tali di pinggang ke haluan. Dengan metode ini, fotografer bisa bersandar, kaki dan tali berfungsi sebagai tripod, dan posisi bisa tetap stabil dengan dua tangan bebas. 

Bob Hunter mengetik rilis media di meja kerjanya yang berada ruang mesin kapal, 1976

© Greenpeace / Rex Weyler

Foto ini diambil di James Bay, kapal penyapu ranjau Kanada yang digunakan untuk kampanye paus tahun 1976 dan 1977. Saat itu tidak ada internet dan kami tidak memiliki sarana untuk menyebarkan berita dan foto dari kapal selama kampanye berlangsung, kecuali melalui radio laut. Hunter dan saya masing-masing akan menelepon surat kabar dari radio kapal dan membacakan cerita kepada editor, yang akan merekam dan menyalinnya. Untuk mengirim foto, kami harus mencapai daratan, memproses film, dan mengirim foto melalui wire services (kantor berita). 

Hunter adalah penulis hebat dan seorang media prodigy (jenius media). Dia adalah seorang mahasiswa analisis media di Marshall McLuhan, yang memprediksi internet akan digunakan pada 1960-an dan menunjukkan bagaimana teknologi komunikasi mempengaruhi kognisi manusia sehingga mempengaruhi organisasi sosial. Teori perubahan sosial “mind-bomb” Hunter yang sekarang terkenal, menyarankan bahwa cara tercepat untuk mengubah masyarakat adalah dengan melibatkan gambar dan cerita “mind-bomb” yang akan mengejutkan orang-orang. Ia menyarankan Greenpeace harus membiarkan orang lain memilah-milah rinciannya; tujuan kami adalah mendorong sebuah ide kepada seluruh manusia bahwa kita berkerabat dengan semua makhluk hidup, kita adalah anak-anak dari Ibu Bumi, dan kita memiliki tanggung jawab untuk merawatnya.  

Bree Drummond (kemudian menjadi Marining), di ruang mesin kapal James Bay, 1976

© Greenpeace / Rex Weyler

Bree adalah seorang aktivis kawakan, ia telah menyelamatkan sebuah pohon kapas di Vancouver, membantu mengatur kampanye anjing laut harpa tahun 1976, dan mengkoordinasikan jadwal jaga ruang mesin selama kampanye paus tahun 1976. Pengawasan ruang mesin adalah pekerjaan serius di kapal mana pun. Diperlukan waktu sekitar satu jam, dua kali sehari, untuk memeriksa semua katup tekanan oli, pompa bahan bakar, pendingin dan pengukur suhu, memeriksa kerusakan atau retak, mengoperasikan pompa lambung kapal, dan menjaga kebersihan ruang mesin. Salah satu ancaman terbesar di kapal adalah kebakaran ruang mesin, yang dapat menyala dari percikan mesin yang mengenai genangan minyak atau bahan bakar yang tidak dijaga.

Foto populer dari kampanye Greenpeace yang tampil di media biasanya menyoroti aktivis yang terlibat dalam konfrontasi dengan oposisi. Namun, dibalik setiap aktivis yang memanjat menara atau memblokade kapal penangkap ikan paus, ada ratusan sukarelawan melakukan pekerjaan di panggung belakang dan pekerjaan kurang glamor yang penting untuk keberhasilan kampanye.

Jerry Garcia dan teman-temannya dalam konser amal di kapal Greenpeace James Bay pada 12 Agustus 1977, di Pier 31 di San Francisco

© Greenpeace / Rex Weyler

Enam hari sebelumnya, Mel Gregory, Caroline Keddy, dan saya telah melakukan perjalanan melintasi teluk ke Keystone Club di Berkeley. Sambil menuju ke area panggung belakang klub, kami berbincang dan bertemu dengan Garcia, yang setuju untuk melakukan konser amal. Dalam lima hari berikutnya, kami mendapatkan izin, berkendara 50 mil ke utara San Francisco untuk bertemu dengan produser konser, membuat perimeter di sekitar dermaga, membangun panggung dan platform speaker, membangun gubuk teknisi suara, mendekorasi kapal sebagai area panggung belakang, menjual tiket, mengunjungi stasiun radio untuk mempromosikan pertunjukan, dan berhasil menjual habis semua tiket. Kami selalu kehabisan uang pada masa itu dan mengumpulkan uang saat kami bepergian untuk kampanye. Pertunjukan itu berhasil mengumpulkan $20.000, cukup bagi kami untuk mengisi bahan bakar dan mengisi persediaan di kapal dan kembali melakukan kampanye melawan armada penangkapan ikan paus. 

Garcia bergabung dengan John Kahn yang bermain bass, Ron Tutt pada drum, Keith Godchaux pada keyboard, dan Donna Jean Godchaux dan Maria Muldaur mengisi vokal bersama dengan Garcia. Anggota band Jefferson Airplane dapat dilihat di foto menjadi latar belakang, di kapal.

Bob Hunter dan John Cormack, 1975

© Greenpeace / Rex Weyler

Tanpa Kapten John Cormack, mungkin tidak ada Greenpeace hari ini. Dia setuju untuk membawa kru kapal aslinya tahun 1971 ke lokasi uji coba nuklir Kepulauan Aleutian dengan kapal nelayan setinggi kurang lebih 20 meter. Pada tahun 1975 dan 1976 dia setuju untuk membawa kapalnya dalam kampanye paus. Cormack adalah mantan pegulat kemudian bekerja sebagai seorang nelayan selama 40 tahun. Ia kuat dan percaya diri tetapi rendah hati. Dia tidak minum alkohol, tidak pernah menggunakan bahasa kotor, dan memimpin kapalnya dengan otoritas yang berpengalaman. Jika ada di antara awak kapal yang melanggar protokol kapal, misalnya berdiri di ambang pintu, membuka kaleng terbalik atau duduk di kursi nakhoda di meja dapur, ia tidak memberi peringatan melalui kata-kata melainkan dengan menyikut. Pada foto ini terlihat Hunter sedang bercanda melawan balik “sikutan” Cormack. 

Cormack dan istrinya Phyllis tidak memiliki anak. Bob kehilangan ayahnya sendiri pada usia enam tahun. Kedua pria itu terikat selama kampanye Greenpeace. Cormack menjadi semacam ayah pengganti bagi Hunter. Hunter selalu memperlakukan kapten Cormack dengan sangat hormat. Cormack adalah ahli cinta yang tangguh, ia memastikan kru memiliki standar kerja dan perilaku yang tinggi. Kami semua belajar darinya dan sangat menyayanginya.

Bertemu dengan nenek saya di kapal di San Francisco, 1975

© Greenpeace / Rex Weyler

Foto ini diambil dengan kamera saya, oleh seorang teman yang tinggal di San Fransisco. Tiga tahun sebelumnya, saya telah meninggalkan Amerika Serikat sebagai penentang wajib militer, jadi ketika kami memasuki San Francisco setelah menghadapi armada penangkapan ikan paus, saya khawatir saya akan ditangkap. Saya sangat terkejut. Alih-alih bertemu dengan agen federal, saya bertemu dengan nenek dari pihak ibu saya, Elizabeth Goodwin, yang telah menjadi inspirasi besar dalam hidup saya dan selalu mendorong saya untuk mengikuti hati saya sendiri dan nilai-nilai saya percaya.  

Perang Vietnam telah berakhir musim semi itu dan karena kami baru saja menghadapi dan mempermalukan Rusia, yang secara ilegal membunuh ikan paus berukuran kecil di perairan teritorial AS, otoritas imigrasi mengabaikan status hukum saya sebagai penentang wajib militer dan memperlakukan kami seperti pahlawan. Di belakang saya dalam kapal adalah juru kamera film, Fred Easton.

Pertemuan pertama Greenpeace Internasional di Amsterdam, November 1979

© Greenpeace / Rex Weyler

Para peserta dalam foto ini, dari kiri: Susi Newborn, Art Van Remundt, Hans Guyt, Jon Castle, Tim Mark, Martini Gotje, John Frizell, David McTaggart, Rémi Parmentier, David Moodie dari kapal the Fri bersandar pada tiang di belakang, Nancy Foote, Peter Balvers, Peter Woof, Louise Trussel, Bill Gannon, Alan Thornton, Glen Jonathans, and Naomi Petersen. Hadir pada pertemuan ini, tetapi tidak ada dalam foto: Bob Hunter, Geert Drieman, Kay Treakle, Pete Wilkinson, dan Campbell Ploughden. 

Bangunan di foto ini adalah 98 Damrak, kantor Greenpeace Belanda pertama yang berada di pusat kota Amsterdam. Greenpeace Foundation yang asli mempercayakan semua hak atas nama dan organisasi kepada dewan internasional yang mencakup perwakilan dari Kanada, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Belanda, Denmark, dan Selandia Baru. Australia dan Jerman bergabung segera sesudah negara-negara tersebut. Saat ini, Greenpeace memiliki 26 organisasi nasional/regional di lebih dari 55 negara di seluruh dunia. Indonesia merupakan bagian dari organisasi regional Greenpeace Asia Tenggara. 

International Coastal Cleanup at Bokor Island Jakarta. © Dhemas Reviyanto / Greenpeace
Bergabung Menjadi Relawan

Bumi kita membutuhkan suara dan aksimu untuk mencari solusi dan membuat perubahan menjadi nyata, mari bergerak bersama Greenpeace Indonesia.

Ikut Beraksi