POTRET SAMPAH PLASTIK KINI DAN NANTI

Potensi Peningkatan Volume Sampah Plastik 

Sampah plastik telah merusak ekosistem secara masif. Daya hancurnya terhadap lingkungan begitu besar karena plastik sangat sulit terurai. Sebuah studi menyebutkan bahwa kantong plastik dan styrofoam memerlukan ribuan tahun untuk bisa terurai. Keberadaan sampah plastik pun semakin melimpah seiring dengan produksinya yang terus meningkat. 

Menurut penelitian Jenna R. Jambeck dari Universitas Georgia tahun 2010, ada sekitar 275 juta ton sampah plastik di seluruh dunia. Sekitar 4,7-12,7 juta ton sampah terbuang ke laut. Setiap satu menit, sampah plastik yang dibuang ke laut setara dengan satu truk penuh.

Tahun 2010, Indonesia menghasilkan sampah plastik sebesar 3,22 juta ton dengan sekitar 0,48-1,29 juta ton di antaranya mencemari lautan. Data tersebut menempatkan  Indonesia menduduki peringkat kedua negara penyumbang sampah plastik terbesar ke lautan dunia setelah Tiongkok.

Pelaku industri berperan penting dalam terjadinya krisis sampah plastik. Mereka telah menciptakan ‘sebuah kenyamanan’ bagi masyarakat melalui budaya konsumtif dengan produk yang dikemas secara praktis dengan plastik sekali pakai. Sampah kemasan plastik ini menjadi polutan di sekitar kita. Sebagian besar sampah plastik diproduksi oleh produsen barang kebutuhan sehari-hari (Fast Moving Consumer Goods atau FMCG). Plastik menjadi pilihan utama produsen karena dianggap sebagai kemasan murah dan mudah digunakan. Meskipun isu sampah plastik merusak lingkungan kerap muncul, produsen tetap mempertahankan pilihannya pada plastik sekali pakai sebagai kemasan produknya.

Menurut Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS), konsumsi plastik nasional masih didominasi oleh plastik kemasan sebesar 65%. Dari total permintaan plastik kemasan, sekitar 60% diserap oleh industri makanan dan minuman.Industri minuman, misalnya, merupakan salah satu sektor yang pertumbuhannya paling cepat di Indonesia. Industri minuman di Indonesia tumbuh 22,74% pada semester satu 2019. Ketika industri terus bertumbuh, maka volume sampah plastik pun akan meningkat. Tahun 2050, diperkirakan akan ada 12 miliar ton sampah plastik di lingkungan. World Economic Forum pun menaksir lebih dari 32% sampah plastik tidak tertangkap atau tertangani dan menjadi sampah yang berujung mengotori daratan dan lautan. 

Dampak Terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Tingginya volume sampah plastik menimbulkan permasalahan pelik di lingkungan. Menurut laporan Center for International Environmental Law (CIEL) yang berjudul “Plastic & Health: The Hidden Costs of a Plastic Planet,” ada risiko yang berbeda di setiap tahapan siklus hidup plastik mulai dari proses ekstraksi di hulu, pembuatan bahan baku, hingga penggunaan, terhadap kesehatan manusia.

Download: