All articles
-
Nestle Mengakui Daur Ulang Tidak Cukup untuk Mengatasi Krisis Polusi Plastik
Nestle baru saja mengumumkan rencana untuk mempercepat tindakannya mengatasi polusi plastik, termasuk membuat kemasannya dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat digunakan kembali (reusable) pada tahun 2025 dan beralih ke kertas sekali pakai dan alternatif lain.
-
Bersihkan Politik Indonesia dari Batu Bara
Bisnis batu bara semakin besar karena ditunggangi oleh para elite politik. Batu bara bahkan telah menjadi salah satu sumber pendanaan politik terpenting baik di tingkat pusat maupun daerah.
-
Putusan Komisi Informasi Pusat: Sepakat Mediasi, KLHK Membuka Pintu untuk Greenpeace Telusuri Informasi Jual-Beli Lahan Sawit Ilegal
Sesuai kesepakatan mediasi mewajibkan KLHK memfasilitasi Greenpeace untuk mengkonfirmasi secara langsung data tersebut dengan mantan pejabat KLHK yaitu Prof. San Afri Awang dan Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan.
-
Pemberian Izin Lokasi Reklamasi di Teluk Benoa, Kebijakan Memunggungi Laut dan Tidak Peka Sosial-Lingkungan
Greenpeace Indonesia menyesalkan sikap dan kebijakan terkini Kementerian Kelautan dan Perikanan yang kembali mengeluarkan Izin Lokasi Reklamasi di Teluk Benoa untuk kepentingan PT. Tirta Wahana Bali Internasional.
-
Gerakan Bersihkan Indonesia Ajak Pemilih Milenial untuk Menyeberang ke Masa Depan Energi yang Bersih dan Berkelanjutan
Indonesia tidak berada di jalur untuk mencapai 23% target energi terbarukan sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan RUEN.
-
Pengaruh Elite Politik Dalam Pusaran Bisnis Batubara
Sektor pertambangan batubara telah menjadi komoditas politik dan sumber pendanaan kampanye politik di Indonesia selama 20 tahun terakhir, baik di tingkat nasional maupun daerah.
-
Terobosan baru Wilmar Agar Para Perusak Hutan Tidak Dapat Bersembunyi
Pedagang minyak kelapa sawit terbesar dunia asal Singapura, Wilmar International, telah mempublikasikan rencana aksi terperinci untuk memetakan dan memantau semua pemasoknya.
-
Peringkat Pengalengan Tuna Greenpeace Terbaru: Hanya Lima Dari 23 Perusahaan Pengalengan di Asia Tenggara yang ‘Naik Kelas’
Laporan Peringkat Pengalengan Tuna Asia Tenggara 2018)’, hanya lima perusahaan pengalengan yang mencapai peringkat-nilai hijau dan ‘naik kelas’.
-
Tidak Ada Alasan – Iklim Kita Sedang Terbakar dan Saatnya Bertindak
COP24 harus bisa menghasilkan sebuah komitmen yang kuat untuk menyelamatkan dunia dari dampak perubahan iklim dalam rentang waktu 12 tahun tersisa, untuk mendorong tindakan-tindakan nyata.
-
Pengiriman minyak Sawit Menuju Eropa Tertunda oleh Greenpeace Selama Lebih dari 24 Jam
Para aktivis kami telah ditahan karena berbicara tentang kebenaran kepada perusahaan-perusahaan destruktif seperti Wilmar yang mengirimkan minyak sawit kotor dari perusak hutan ke supermarket dan rumah kami.