Bagi sebagian orang, COP terdengar seperti rangkaian pidato dan sesi foto yang berlarut-larut. Terkadang, kesan itu benar adanya. Namun di balik itu, COP adalah salah satu forum penting yang kita punya untuk mengatasi krisis iklim bersama-sama.
Menjelang COP30 yang akan digelar di Belém, Brasil, di tepi hutan hujan Amazon, berikut lima hal penting yang perlu kamu ketahui tentang COP.
1. Apa Sebenarnya COP Itu?
COP adalah singkatan dari Conference of the Parties, yaitu konferensi iklim tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Konferensi ini diselenggarakan di bawah naungan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah perjanjian internasional yang dibentuk tahun 1992.
Saat ini ada 198 negara yang berpartisipasi dalam UNFCCC–menjadikan konvensi salah satu badan multilateral terbesar dalam sistem PBB. Negara-negara tersebut bertemu di COP untuk merundingkan langkah-langkah menahan pemanasan global, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mendukung masyarakat yang sudah terdampak krisis iklim.

Di dalam COP kamu akan menjumpai para kepala negara, negosiator pemerintah, ilmuwan, pemimpin Masyarakat Adat, aktivis muda, jurnalis, dan juga para pelobi.
Proses COP itu rumit, berantakan, dan sering kali bikin frustasi. Namun, inilah satu-satunya forum global yang mempertemukan negara-negara kepulauan kecil dan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia untuk duduk bersama dan merumuskan kesepakatan.
Bayangkan ini sebagai kerja kelompok global yang besar. Tidak semua orang menjalankan tugasnya, bahkan beberapa berusaha menyabotase kerja kelompok tersebut. Namun kita tetap membutuhkan keterlibatan semua orang supaya bisa lulus.
2. Mengapa COP Penting untuk Solusi Iklim Global
Krisis iklim tidak mengenal batas negara. Kekeringan di satu wilayah dapat memicu kenaikan harga pangan di seluruh dunia. Gletser yang mencair di Himalaya mengancam masyarakat yang tinggal ribuan kilometer di hilirnya. Sementara itu, gelombang panas di Asia Selatan merenggut nyawa orang-orang yang nyaris tidak berkontribusi memicu krisis iklim ini.
Inilah alasan mengapa COP ada. Forum ini adalah satu-satunya tempat di mana pemerintah bisa—setidaknya secara teori—bekerja sama untuk memecahkan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh satu negara saja. Multilateralisme mungkin terdengar seperti kata yang rumit, tapi artinya sederhana: kerja sama negara-negara. Dalam urusan iklim, masalah global hanya dapat diselesaikan lewat solusi global.
Tanpa COP, tiap negara akan berjuang sendiri di tengah kedaruratan yang mengancam planet ini. Kita sudah melihat betapa berbahayanya jika itu terjadi.
3. Apa yang Sudah Dicapai oleh COP Sejauh Ini

Di satu sisi, mudah bagi kita untuk merasa pesimis terhadap pertemuan-pertemuan iklim global seperti COP. Namun sejarah membuktikan COP bisa menghasilkan suatu terobosan ketika ada tekanan kuat dari publik.
Berikut ini beberapa kesepakatan penting yang lahir dari beberapa COP sebelumnya.
- COP21 (Paris, 2015): Perjanjian Paris (Paris Agreement). Pemerintah negara-negara sepakat membatasi kenaikan suhu global di bawah 2°C dan berupaya mencapai ambang batas aman 1,5°C. Meski tak sempurna, perjanjian ini adalah titik balik penting.
- COP27 (Sharm el-Sheikh, 2022): COP menyepakati dana kerugian dan kerusakan (loss and damage) untuk membantu negara-negara rentan yang paling terdampak bencana iklim. Aktivis lingkungan telah mendesak pembentukan dana ini selama puluhan tahun.
- COP28 (Dubai, 2023): Untuk pertama kalinya, keputusan COP secara eksplisit menyebut bahan bakar fosil sebagai akar penyebab krisis iklim. Kala itu kami menyebutnya bersejarah, tetapi kami juga mengingatkan bahwa para pemimpin harus berkomitmen pada penghentian total bahan bakar fosil secara penuh, cepat, adil, dan dengan dukungan pendanaan.
- COP29 (Baku, 2024): Perundingan didominasi oleh isu pendanaan iklim. Kendati pemerintah menjanjikan pendanaan baru, kami mengkritik nilainya yang sangat tak memadai mengingat besarnya kebutuhan dunia untuk mengatasi dampak iklim. Menunda pendanaan sama saja menyemai bencana.
Semua capaian tersebut tidak terjadi begitu saja. Itu semua lantaran kekuatan rakyat: mulai kepemimpinan Masyarakat Adat, desakan dari negara-negara yang rentan terhadap krisis iklim, aktivis yang menolak menyerah, hingga jutaan orang yang terus menuntut tindakan nyata.
4. COP, Lobi Korporasi, dan Kekuatan Rakyat
Jujur saja, COP sering dikritik sebagai ajang basa-basi yang tak efektif. Kepentingan korporasi juga kental mewarnai jalannya COP.
Jumlah pelobi korporasi bisa melebihi perwakilan dari negara-negara rentan bencana iklim. Pada COP28 misalnya, pelobi industri bahan bakar fosil bahkan lebih banyak daripada seluruh delegasi negara. Perusahaan daging dan produk olahan susu juga hadir untuk mempertahankan model bisnis pabrik peternakan mereka.
Karena itu, kehadiran masyarakat sipil, Masyarakat Adat, aktivis muda, dan organisasi lingkungan di dalam ruang negosiasi sangat penting. Mereka ada di sana untuk menuntut akuntabilitas pemerintah, menentang praktik greenwashing, dan memperkuat suara-suara yang sering diabaikan.

Greenpeace hadir di COP bukan karena percaya para politikus akan tiba-tiba menyelamatkan dunia. Namun, kami meyakini bahwa tanpa tekanan publik perubahan justru makin sulit tercapai. Kekuatan rakyatlah yang membuat perubahan menjadi mungkin.
5. Satu Fakta COP yang Tunjukkan Pentingnya Forum Ini
Menurut PBB, komitmen iklim negara-negara saat ini masih menempatkan kita pada jalur menuju pemanasan global hingga 3,1°C pada akhir abad ini. Padahal, agar suhu Bumi tetap berada pada batas aman 1,5°C, negara-negara harus menurunkan emisi sekitar 43% pada 2030 (dibandingkan level penurunan emisi tahun 2019), dan bahkan menurunkannya lebih jauh lagi pada 2035.
Perbedaan antara 3,1°C dan 1,5°C bukan cuma angka. Ini adalah perbedaan antara kehancuran ekosistem global dan peluang untuk menstabilkan iklim. Keputusan yang diambil dalam forum COP bisa menentukan apakah miliaran ton karbon akan tetap mencemari atmosfer atau berhasil dikurangi. Perbedaan ini akan sangat signifikan bagi jutaan orang, hutan, keanekaragaman hayati, dan masa depan generasi mendatang.
Mengapa COP Sangat Penting
COP ke-30 tahun ini akan berlangsung di Belém, Brasil, di gerbang hutan hujan Amazon. Ini satu faktor yang juga membuat COP kali ini amat penting. Amazon merupakan rumah bagi keanekaragaman hayati yang luar biasa dan jutaan penduduk, termasuk banyak komunitas adat. Hutan hujan ini juga salah satu penyimpan karbon paling penting di planet ini, menyerap miliaran ton CO₂ setiap tahunnya. Namun para ilmuwan memperingatkan bahwa Amazon mendekati titik kritis–karbon yang dilepas bisa lebih banyak daripada yang disimpan.
Berlangsung 10 tahun sejak Perjanjian Paris ditandatangani, COP30 juga menjadi momen evaluasi penting. Pemerintah diharapkan membawa komitmen iklim yang lebih kuat selaras dengan target 1,5°C, ambang batas berbahaya yang tak boleh dilampaui. Sederhananya: para pemimpin dunia harus membuktikan komitmen mereka terhadap Perjanjian Paris.

Taruhannya tak pernah sebesar ini. COP30 adalah kesempatan bagi pemerintah menunjukkan keberanian, bukan kegagalan. Waktunya beralih dari negosiasi menuju aksi nyata.
Walau syak wasangka bisa dimengerti, harapan tetap penting. Perubahan tidak datang dari para pemimpin, tetapi dari setiap orang yang bertindak: mereka yang turun ke jalan dan bersuara lantang, menuntut para pencemar, melindungi hutan, berbagi kisah, dan memperjuangkan keadilan.*


