Di mana dulu ada hutan hujan yang hijau dan lebat yang penuh dengan kehidupan, sekarang hanya kesunyian. Di mana orang utan biasa berayun dan burung-burung biasa bernyanyi, sekarang hanya diam. Di mana dulu orang dapat bergantung pada hutan untuk mencari makan dan obat-obatan untuk hidup, sekarang semuanya menghilang.

Deforestation in Papua. © Ardiles Rante

Seharusnya ada hutan di sini
© Ardiles Rante / Greenpeace

Hutan hujan kita yang berharga dihancurkan untuk membuka jalan bagi perkebunan kelapa sawit, membahayakan spesies dan mengeksploitasi masyarakat kita.

Itu sebabnya saya di sini. Saat ini, saya dan lima aktivis lainnya berada di kapal tanker raksasa yang sedang membawa minyak sawit kotor di Samudera Atlantik, yang kemungkinan akan menjadi produk di berbagai rak-rak supermarket Eropa. Wilmar, yang memiliki pengiriman ini, adalah pedagang minyak sawit terbesar dan terkotor di dunia.

Action Against The Stolt Tenacity in the Mediterranean Sea © Jeremy Sutton-Hibbert/Greenpeace

Apakah saya takut? Tidak.

Ini berisiko, dan menduduki sisi kapal itu sulit, tetapi tidak mengambil tindakan itu justru lebih berisiko bagi bumi kita. Dan saya tidak bisa diam lagi.

Masyarakat Indonesia sakit dan lelah akan kebakaran hutan setiap tahunnya. Kami masih belum pulih mengatasi kebakaran terbesar tahun 2015 yang mencekik ribuan orang di kota-kota dan masyarakat adat hutan kami. Wilmar sudah terlalu lama abai terhadap tentang penggundulan hutan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Kapal ini membawa minyak sawit kotor dari sumber perusakan hutan ke rumah setiap orang. Kami telah kehilangan begitu banyak hutan, tetapi ini adalah kesempatan kami untuk menghentikan bulldozer berikutnya sebelum mereka mulai kembali beraksi.

Merek-merek rumah tangga yang sangat dicintai seperti Oreo, menjanjikan pelanggan mereka bahwa mereka hanya akan menggunakan minyak sawit yang bersih. Tetapi mereka justru tidak menepati janji itu.

Produsen yang membeli minyak sawit kotor dari Wilmar tidak hanya berkontribusi pada bencana lingkungan dan sosial, mereka juga gagal menepati janji ke pelanggan mereka. Minyak sawit dapat diproduksi tanpa merusak hutan hujan.

Saya mengambil tindakan ini karena perusahaan mengingkari janjinya dan tidak mau memperbaiki kinerjanya. Dengan berada di kapal ini, saya memastikan bahwa Wilmar tidak dapat mengabaikan aksi kami untuk membersihkan tindakan mereka.

© Jeremy Sutton-Hibbert/Greenpeace

Saya tidak ingin melihat kembali kehancuran  dan merasa saya tidak melakukan apapun. Kita harus menghentikan mereka sekarang. Jika tidak, kehancuran ini akan terus berlanjut dan menyebar ke bagian dunia yang lainnya. Dan itu bukan sesuatu yang saya inginkan.

Maukah kamu berdiri dan beraksi denganku?