Jalur sepeda permanen yang belum dioperasikan akan dibongkar. Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni pada Rabu, (16/6/2021) meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengevaluasi jalur sepeda permanen di Sudirman-Thamrin. Lantas apa alasan pembongkaran itu? Menurut Sahroni jalur sepeda permanen itu dapat memunculkan isu diskriminasi antar pesepeda, atau bahkan dengan pelaku hobi motor yang bisa “minta jalur sendiri”[1] juga.   

Tentu cara berpikir ini tidak tepat, dan cenderung bergerak ke arah mundur, semakin jauh dari tatanan transportasi yang berkeadilan dan ramah lingkungan. Mari kita ulas kenapa pembongkaran jalur khusus sepeda permanen sebaiknya tidak diteruskan. 

Sepeda adalah alat transportasi

Kita sering salah menempatkan sepeda sekedar dalam kerangka hobi, faktanya sepeda adalah alat transportasi. Tren penggunaan sepeda yang meningkat baik sebagai hobi ataupun transportasi harus terus dipertahankan, keduanya saling melengkapi. Melihat sepeda sekedar sebagai hobi dan menyatakan jalur sepeda hanya dipakai sebentar adalah salah. Jalur permanen seharusnya bukan dibongkar tapi diperpanjang, untuk mendorong lebih banyak masyarakat beralih menggunakan sepeda sebagai alat transportasi.

Ungahan lengkap bisa dilihat di sini.

Mengapa negara-negara maju terus memberi beragam insentif untuk mendorong masyarakat beralih ke sepeda? karena berdampak positif bagi kesehatan masyarakat serta memperbaiki kualitas udara sebab polusi dapat berkurang. Rencana pembongkaran terbilang membuang anggaran (mubazir) dan seperti memilih jalan mundur. Upaya membangun fasilitas untuk  sepeda adalah untuk mendorong sepeda sebagai alat transportasi menjadi pilihan yang menarik.

Tingginya risiko satu jalur dengan kendaraan bermotor

Ungahan lengkap bisa dilihat di sini.

Sepeda sebagai alat transportasi tak bermotor, sudah selayaknya mendapat prioritas perlindungan. Selama pandemi Covid-19 pengguna sepeda meningkat drastis. Tetapi, hal itu tidak berbanding lurus dengan meningkatnya fasilitas untuk sepeda. Rencana untuk membongkar jalur khusus sepeda permanen artinya resiko kecelakaan akan meningkat. Membuat sepeda harus berebut ruang dengan kendaraan bermotor sangatlah tidak bijak. 

Belum lagi jika kita menghitung rendahnya pengetahuan tentang keamanan berkendara. Kita sering temui pengguna sepeda dan kendaraan terlibat cekcok karena berebut ruang di jalan. Jalur sepeda yang dibuat khusus akan meningkatkan keamanan para pengguna baik sepeda maupun kendaraan bermotor juga mengurangi potensi konflik jalanan semacam ini.

Membangun sistem transportasi yang ramah lingkungan dan berkeadilan

Dasar Hukum Perlindungan Pejalan Kaki dan Pesepeda
Unggahan lengkap bisa dilihat di sini.

Kita perlu untuk membangun sistem transportasi berkeadilan yang mengutamakan manusia. Kita harus mulai mengurangi dominasi kendaraan pribadi bermotor di jalanan dengan lebih mengutamakan kendaraan umum, pesepeda dan pejalan kaki. 

Transportasi yang berkeadilan menjamin inklusivitas dimana infrastruktur dan fasilitas yang memperhatikan kelompok rentan seperti difabel, orang tua, dan anak-anak harus dipenuhi. Semua orang memiliki hak yang sama, tidak terkecuali. 

Transportasi berkeadilan haruslah aman dan nyaman. Rencana pembongkaran jalur khusus yang “memaksa” sepeda untuk bertarung dengan kendaraan bermotor jelas bertentangan dengan transportasi berkeadilan. 

Transportasi berkeadilan haruslah ramah lingkungan. Mengutamakan pesepeda, pejalan kaki, dan pengguna transportasi umum artinya kita berusaha menciptakan transportasi yang rendah polusi yang berdampak pada kualitas hidup masyarakat secara luas. 

Cara pandang mengutamakan manusia adalah kunci kemajuan transportasi. Jalan sebagai ruang bersama harus mengedepankan kepentingan bersama dengan mengacu pada prinsip-prinsip transportasi berkeadilan. Pembongkaran dapat mengurangi keselamatan dan keamanan baik pengguna sepeda maupun kendaraan bermotor. Sudah saatnya pemerintah mendukung dan beralih ke transportasi ramah lingkungan serta mewujudkan kota yang bersih dari polusi.

Singkatnya jalur sepeda permanen layak untuk dipertahankan, yang perlu dibongkar itu virus korupsi yang menjangkiti negeri ini!

 [1] https://www.tribunnews.com/nasional/2021/06/18/profil-ahmad-sahroni-anggota-dpr-ri-yang-usul-jalur-sepeda-sudirman-thamrin-dibongkar 

International Coastal Cleanup at Bokor Island Jakarta. © Dhemas Reviyanto / Greenpeace
Bergabung Menjadi Relawan

Bumi kita membutuhkan suara dan aksimu untuk mencari solusi dan membuat perubahan menjadi nyata, mari bergerak bersama Greenpeace Indonesia.

Ikut Beraksi