25 Februari 2021, Jakarta. Pertumbuhan produksi dan konsumsi plastik sekali pakai terus mengalami peningkatan signifikan. Pertumbuhan timbulan sampah plastik yang memiliki kemampuan daur ulang sangat rendah, pada akhirnya terakumulasi di lahan TPA, dibakar, ataupun terlepas ke lingkungan.  Setidaknya pada tahun 2020 diberitakan beberapa TPA terancam melebihi kapasitas tampungnya, kematian biota laut akibat terjerat plastik, hingga panen sampah plastik di beberapa pantai di Indonesia.

Laporan terbaru Greenpeace Indonesia mengenai Bumi Tanpa Plastik; Perspektif dan Tuntutan Publik Terhadap Tanggungjawab Korporasi Dalam Krisis Pencemaran Plastik di Indonesia, memperlihatkan fenomena yang terjadi di masyarakat dalam merespon permasalahan sampah plastik. Di mana sudut pandang permasalahan hilir sampah plastik dikaji berdasarkan upaya penanganan, hambatan, serta harapan masyarakat, sebagai konsumen produk tersebut.

Dalam laporan ini ditemukan bahwa saat ini publik sudah memiliki tingkat pemahaman yang cukup baik terhadap permasalahan sampah plastik di Indonesia. Akan tetapi, pemahaman tersebut belum teraktualisasikan sepenuhnya dalam kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor yang menghambat upaya pengurangan plastik oleh publik, seperti isu kenyamanan, keterjangkauan harga, serta keterbatasan pilihan alternatif pengganti plastik di pasar.

Sulitnya penanganan sampah plastik dinilai publik merupakan hasil kontribusi korporasi. Masifnya produksi barang kebutuhan sehari-hari dengan kemasan plastik sekali pakai menjadi dasar argumentasi tersebut. Di samping itu, sebagian besar publik juga menilai saat ini perusahaan belum menunjukkan upaya yang cukup untuk mengurangi dan menangani sampah plastik yang dihasilkan. Mereka merasa belum cukup puas atas inisiatif pengelolaan sampah yang telah dilakukan perusahaan selama ini. Oleh karenanya, publik berharap perusahaan dapat lebih proaktif dalam menangani permasalahan yang terjadi. Sehingga, dari laporan ini menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai tuntutan kepada perusahaan untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya mengatasi permasalahan sampah plastik di bagian hulu. Aktualisasi tuntutan tersebut penting dilakukan guna menyeimbangkan upaya penanganan sampah plastik yang sudah diupayakan masyarakat di bagian hilir.

Download Laporan: