Pemerintah DKI Jakarta, akhirnya memutuskan untuk menarik rem darurat. PSBB lagi, semoga saja tidak telat. Semoga rebahan jilid dua kita semua ini benar-benar bermanfaat.

Jakarta memulai PSBB lagi.

Untuk mengurangi potensi kerumunan, berbagai ruang terbuka publik seperti taman kota dan hutan kota ditutup sementara. Padahal, lingkungan hidup dan ruang publik terbuka semacam itu justru menjadi salah satu solusi/alternatif bagi warga kota untuk meningkatkan kesehatan raga dan jiwa di masa serba tidak pasti seperti ini. 

Keterbatasan akses akan ruang publik ini, membuat warga kota harus memutar otak. Memainkan akal tapi tidak terlalu nakal karena tetap harus benar-benar memperhatikan potensi penyebaran si tidak terlihat, Sars-CoV-2

Greenpeace Indonesia, bersama dengan ITDP, Rujak, B2W, FDTJ, dan Dewan Transportasi DKI Jakarta mengajakmu untuk mengambil alih ruang “parkir” sekitarmu. Untuk kita berkegiatan, melatih badan dan mengistirahatkan pikiran dari penatnya rutinitas pekerjaan. Bisa dijadikan taman, tempat untuk olahraga, atau mungkin jadi tempat kajian siapa yang paling Bu Tejo di antara kita.

Kalau kata pepatah, sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Begitu pula kegiatan ini. Selain untuk tetap waras badan dan pikiran saat pandemi, gerakan International PARK(ing) Day juga merupakan kritik atas dominasi ruang parkir kendaraan di kota-kota kita.

Mobility Jakarta. © Afriadi Hikmal / Greenpeace
Mobil parkir di pedestrian Jakarta © Afriadi Hikmal / Greenpeace

Kebijakan parkir minimum yang berlaku di Indonesia, membuat lahan parkir menjamur seiring dengan tumbuhnya pusat-pusat kegiatan baru di kota. Bayangkan saja, paling tidak perlu tiga per empat dari luas gedung untuk dijadikan tempat kendaraan pribadi diam berjam-jam. Tidak berhenti di sana, ruang-ruang itu justru banyak yang tidak terpakai. Alias: nganggur. Kontras, penyediaan ruang terbuka publik masih jauh dari cukup. Bahkan, ruang-ruang yang semestinya diperuntukkan bagi anak-anak bermain bola atau bermain layang-layang pun masih terjajah dengan ruang untuk kendaraan.

Lalu, aksi ini kami yakini sebagai salah satu upaya kolektif yang bisa kita lakukan untuk menjadi gertakan sekaligus solusi di tengah problematika itu semua. 

Kamu, mau ambil bagian juga ‘kan?

Yuk, ambil alih ruangmu! 

Cek panduannya di tautan ini, ya! 

Psst, tetap jaga jarak dan pakai masker, ya!