Iqbal Damanik dan Jannes Stoppel
Jika Anda belum pernah atau baru mendengar istilah pasar karbon, mari kami beritahukan sejak awal: pasar karbon itu tidak baik. Bahkan, pasar karbon masih memungkinkan pencemar untuk terus merusak iklim kita. Dengan kata lain, pasar karbon adalah solusi palsu dan penipuan.
Perdagangan ‘kredit kompensasi karbon‘ tidak akan menghentikan emisi memasuki atmosfer yang semakin menghangatkan dunia kita – pasar karbon hanyalah kedok untuk menghentikan emisi tersebut muncul di buku catatan pencemar.
Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang juga dikenal sebagai COP29, yang sedang berlangsung di Baku, Azerbaijan telah dimulai dengan buruk, ketika aturan yang tidak memadai untuk pasar karbon disahkan pada hari pertama, memecahkan kebuntuan selama bertahun-tahun atas masalah yang kontroversial ini. Namun, yang sebenarnya dibutuhkan di COP29, dan seterusnya, adalah fokus pada solusi nyata untuk pendanaan dan mitigasi iklim – di mana pemerintah harus membuat pencemar membayar dan harus mengurangi emisi di semua sektor sekarang juga.
Dampak krisis iklim tidak pernah lebih nyata dari sekarang, cuaca ekstrem dan bencana iklim lainnya mengancam kehidupan dan mata pencaharian milyaran manusia di seluruh dunia. Namun di COP29, tugas pemerintah untuk menghentikan dampak terburuk dari perubahan iklim justru dikesampingkan demi agenda lain, yaitu menemukan cara agar para pencemar tetap menjalankan bisnis seperti biasa meskipun kenyataannya suram.
Azerbaijan, tuan rumah COP29 dan eksportir bahan bakar fosil utama, telah mendorong aturan skema perdagangan karbon ini untuk meraih kemenangan awal di KTT iklim. Namun, masih terdapat banyak kekurangan dan bukti yang menunjukkan bahwa pengimbangan karbon ini benar-benar berhasil, bahkan penilaian risiko dan dampak menyeluruh terhadap perkembangan pasar karbon masih belum ada hingga saat ini.
Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi skandal demi skandal dalam skema solusi palsu, mulai dari proyek yang tidak efektif hingga eksploitasi terhadap Masyarakat Adat. Dua konferensi iklim COP sebelumnya telah menegosiasikan aturan untuk menerapkan pasar karbon, namun pemerintah menolaknya dua kali karena adanya kelemahan serius dalam definisi kegiatan penghapusan dan metodologi yang diusulkan.
Namun sekarang, sebelum para pemimpin dunia memiliki kesempatan nyata untuk mengajukan solusi nyata, dan meskipun masyarakat sipil dan aktivis berbicara bersama negara-negara yang menentang, Presidensi COP29 malah mendorong teks tentang aturan pasar karbon tanpa konsultasi lebih lanjut. Pemerintah kini berada di bawah tekanan yang semakin meningkat untuk menunjukkan kemajuan pada kontribusi keuangan yang serius dan pemotongan emisi yang kuat.
Namun, jangan lupakan mengapa pemerintah kini berada di bawah tekanan. Karena kita membutuhkan aksi iklim. Memotong kesepakatan yang dilakukan secara cepat pada solusi palsu tidak akan memenuhi sasaran dalam negosiasi iklim. Membiarkan negara-negara petro – negara-negara yang kekayaannya sebagian besar berasal dari produksi dan penjualan minyak dan gas – untuk melakukan kerja sama dan menjual skema pasar karbon yang tidak jujur ini, sebagai solusi atas kesenjangan keuangan iklim yang besar dan kurangnya tindakan merupakan hal yang keterlaluan setiap saat, terutama di tahun yang sedang menuju rekor terpanas, ketika banjir telah menghancurkan rumah-rumah di negara-negara di seluruh dunia tahun ini, dan topan serta badai menghantam masyarakat dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Yang sebenarnya kita butuhkan adalah mengenakan pajak kepada pencemar dan orang-orang superkaya untuk menanggapi konsekuensi yang semakin meluas dan mematikan dari keserakahan mereka yang terus mengejar keuntungan tanpa henti dan menyebabkan krisis global yang kita semua rasakan . Pemerintah perlu memberikan pendanaan iklim yang ambisius dan adil. Pemerintah harus menghentikan investasi sektor keuangan dalam industri-industri beremisi tinggi yang merusak, yang mengakibatkan dampak berat pada masyarakat dan alam. Pemerintah perlu mengakhiri subsidi yang merusak lingkungan dan melindungi keselamatan dan mata pencaharian ekonomi warga negaranya. Pembayaran kompensasi untuk emisi yang berkelanjutan bukanlah pendanaan iklim!
Krisis alam dan krisis iklim saling terkait erat. Untuk berinvestasi dalam solusi nyata, kita harus mengakui tidak hanya hubungan erat antara hilangnya keanekaragaman hayati di alam akibat perubahan iklim, tetapi juga fakta bahwa solusi untuk melindungi alam dan menghentikan perubahan iklim harus saling terkait dan menguatkan, bukan hasil kompromi semata.
Baca selengkapnya tentang hubungan antara perubahan iklim dan hilangnya alam:
Mengapa kita harus meruntuhkan pemisah buatan PBB antara keanekaragaman hayati dan iklim ↗
Iqbal Damanik adalah Juru Kampanye Hutan di Greenpeace Indonesia dan Jannes Stoppel adalah Penasihat Kebijakan Keanekaragaman Hayati dan Kebijakan Iklim di Greenpeace International.