
“Dari aspek iklim dan kesehatan, pengurangan armada pembangkit tenaga batu bara secara global terjadi dengan kurang cepat,”kata Ted Nace, Direktur CoalSwarm. “Untungnya, produksi massal telah menurunkan biaya tenaga surya dan angin lebih cepat dari yang diharapkan, dan baik pasar keuangan maupun perencanaan energi di dunia sedang memperhatikan ini”.
”Jatuhnya konstruksi sejumlah pembangkit listrik tenaga batu bara dan percepatan pensiun sejumlah proyek lama adalah berita baik untuk kesehatan masyarakat – polusi dari pembangkit listrik tenaga batu bara setidaknya bertanggung jawab atas ratusan ribu kematian dini setiap tahun di seluruh dunia” ujar Lauri Myllyvirta, juru kampanye senior Greenpeace.
“Meskipun tingkat konstruksi pembangkit baru sudah melambat, keadaan kapasitas berlebih tetap melanda China, India dan Indonesia dan bahkan memburuk, akibat rencana pembangunan pembangkit tenaga batu bara terus dilanjutkan di negara-negara tersebut”.
Merujuk pada pengesahan RUPTL terbaru 2018-2027 oleh Menteri Jonan, jelas terlihat bahwa Indonesia masih sangat jauh tertinggal dari trend global yang telah meninggalkan batubara. “Disaat negara lain meninggalkan batubara untuk menyelamatkan jutaan warganya dari polusi batubara yang mematikan, Indonesia masih terus saja membangun PLTU batubara baru khususnya di Jawa – Bali yang padat penduduk dan telah mencapai kelebihan pasokan listrik”, ungkap Hindun Mulaika, Juru Kampanye Iklim dan Energi.
“Tidak hanya kesehatan masyarakat yang dikorbankan, tetapi Indonesia kehilangan kesempatan besar untuk membangun sebuah bentuk energi ekonomi baru dari besarnya investasi yang ditanamkan untuk industri energi solar dan bayu dari institusi finansial dunia”, tutup Hindun.
Catatan: Pembangkit tenaga batubara pada umumnya berukuran 500 megawatt atau 0,5 gigawatt, dan kebanyakan proyek pembangkit memiliki dua unit atau lebih.
Silahkan akses laporan Boom and Bust 2018 di tautan berikut.
Mengenai The Sierra Club
The Sierra Club merupakan organisasi lingkungan hidup Amerika yang terbesar dengan pengaruh paling besar dan memiliki lebih dari tiga juga anggota dan pendukung. Selain membantu masyarakat dari berbagai latar belakang dalam upayanya untuk menjelajahi alam dan memberikan apresiasi pada warisan alam Amerika, the Sierra Club juga mendorong pengembangan energi bersih, menjaga kesehatan komunitas tapak, melindungi satwa liar serta menjaga alam liar melalui aktivisme tingkat tapak, pendidikan publik, kegiatan lobi dan aksi hukum. Informasi lebih lanjut dapat dilihat di www.sierraclub.org.
Mengenai CoalSwarm
CoalSwarm merupakan jaringan periset yang mengembangkan sumber daya informasi mengenai bahan bakar fosil serta alternatifnya. Proyek saat ini termasuk Global Coal Plant Tracker, the Global Fossil Projects Tracker, serta newsletter CoalWire. Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi www.coalswarm.org.
Mengenai Greenpeace
Greenpeace merupakan organisasi kampanye global independen yang bekerja untuk mengubah sikap dan perilaku serta melindungi dan melakukan konservasi lingkungan hidup serta mendorong perdamaian. Greenpeace hadir di lebih dari 40 negara di Eropa, America, Asia, Afrika dan Pasifik. Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi www.greenpeace.org