Laporan ini membahas divestasi batu bara dalam keuangan Islam, dengan meninjau ulang metodologi penyaringan investasi agar sejalan dengan prinsip-prinsip Tayyib, mengambil pelajaran dari preseden pelarangan investasi di industri tembakau.

Dubai, UAE – 30 October 2025: Greenpeace Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), melalui aliansi Ummah for Earth dan bekerja sama dengan Global Ethical Finance Initiative (GEFI) hari ini merilis ringkasan eksekutif dari laporan terbaru berjudul “Reassessing Coal in Islamic Finance: Ethical Imperatives for Divestment and Sustainability.” Peluncuran ini dilakukan dalam acara GEFI’s inagural Ethical Finance GCC Summit yang digelar GEFI bersama Dubai International Financial Centre (DIFC). Ringkasan laporan ini menjadi bagian dari diskusi bertema “Unlocking Islamic Sustainable Finance” yang membahas perlunya peninjauan ulang metodologi penyaringan saham dalam keuangan syariah.

Laporan ini menyoroti faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan para scholars, regulator, dan pelaku industri dalam menilai kembali posisi batu bara di sektor keuangan Islam. Versi lengkap laporan, beserta data dan metodologi pendukung, akan dipublikasikan pada KTT Iklim COP30 mendatang.

Inisiatif Keuangan Etis Global (Global Ethical Finance Initiative/GEFI) menyatakan: “Peluncuran ringkasan eksekutif ini menegaskan pentingnya menyelaraskan keuangan Islam dengan bukti ilmiah terbaru dan tuntutan keberlanjutan global. Kolaborasi antara scholars, regulator, dan investor kini menjadi semakin mendesak, karena metodologi penyaringan investasi harus berkembang seiring munculnya data baru tentang dampak kesehatan dan perubahan iklim. Polusi udara, yang sebagian besar disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, menyebabkan sekitar 6,7 juta kematian dini setiap tahun, menunjukkan urgensi etis untuk segera bertransisi. Berlandaskan prinsip maqāṣid al-sharīʿah (tujuan hukum Islam), upaya ini menyerukan kepemimpinan kolektif agar aliran modal benar-benar melindungi kehidupan, kekayaan, dan lingkungan, demi masa depan yang adil dan berkelanjutan.”

Makalah ini dan ringkasan eksekutifnya menelaah kasus investasi batu bara dalam keuangan Islam, dengan mengacu pada preseden industri tembakau. Investasi pada tembakau sebelumnya telah dilarang karena terbukti membahayakan kesehatan manusia. Kini, laporan ini mempertanyakan: Pelarangan investasi pada tembakau menunjukkan bahwa hukum Islam dapat berkembang seiring dengan munculnya bukti mengenai dampak negatifnya. Maka pertanyaannya: apakah keuangan Islam masih pantas mengizinkan investasi pada batu bara, ketika bukti kerusakan terhadap kesehatan dan lingkungan sudah begitu jelas, sementara alternatif yang lebih bersih dan berkelanjutan kini semakin tersedia?

Direktur Eksekutif Greenpeace MENA, Ghiwa Nakat, menyampaikan: “Keuangan Islam harus mengalami perubahan paradigma: kerusakan lingkungan bukan sekadar isu hijau—melainkan persoalan inti dalam syariah. Investasi pada batubara mengguncang perekonomian, membahayakan generasi mendatang, dan bukan hanya risiko ESG semata. Investasi tersebut melanggar maqāṣid al-sharīʿah dan tidak dapat dianggap halal. Batubara harus dikecualikan, dan modal dialihkan ke solusi yang baik dan berkelanjutan yang mendukung tujuan syariah. Hal ini memerlukan tindakan nyata: mengakui batu bara sebagai investasi yang tidak diperbolehkan, memperbarui kriteria penyaringan agar mencerminkan prinsip Tayyib, serta menerbitkan sukuk transisi untuk membantu industri besar penghasil emisi melakukan dekarbonisasi sambil memastikan pelatihan ulang bagi pekerja, dukungan masyarakat, dan akses terhadap energi bersih.”

Peluncuran Tayyib Fellowship

Dalam Ethical Finance GCC Summit yang diselenggarakan oleh GEFI, turut diluncurkan program Tayyib Fellowship, sebuah inisiatif kolaboratif antara Greenpeace MENA sebagai bagian dari Ummah for Earth Alliance dan GEFI melalui Islamic Sustainable Finance Initiative (ISFI).

Tariq Al-Olaimy, Penasihat Keuangan Islam untuk Ummah for Earth Project di Greenpeace MENA, menyatakan: “Tayyib Fellowship menandai perubahan mendasar dalam cara keuangan Islam berperan dalam menjaga lingkungan. Dengan menumbuhkan para pemimpin yang menerapkan pendekatan Tayyib, melampaui sekadar kepatuhan halal untuk secara aktif mengejar manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan, kami membangun sebuah gerakan yang menunjukkan bahwa prinsip Islam dan aksi iklim serta alam bukan hanya sejalan, tetapi tidak terpisahkan.”

Para peserta akan memperoleh wawasan dari para eksekutif tingkat tinggi, scholars terkemuka di bidang syariah, dan pionir dalam keuangan iklim. Program ini memberikan kesempatan unik untuk terhubung dengan lebih dari 30 calon pemimpin muda dari kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara, membangun jejaring yang benar-benar berskala global.  Para fellow juga akan mengembangkan solusi nyata di bidang keuangan Islam berkelanjutan dengan potensi implementasi tinggi, dan setelah menyelesaikan program, akan menerima sertifikasi resmi ISFI Fellowship yang diakui oleh lembaga mitra.

Program berdurasi sembilan bulan ini bertujuan membentuk jaringan global profesional keuangan, akademisi, pembuat kebijakan, dan inovator yang berpotensi mendorong lahirnya generasi baru keuangan Islam berkelanjutan. Inisiatif ini bukan hanya tentang pengembangan kapasitas, tetapi juga tentang membangun gerakan menuju peluang pembiayaan iklim senilai 400 miliar dolar AS, yang dapat terwujud hanya dengan mengalihkan 5% dari total aset keuangan Islam ke sektor energi terbarukan dan solusi iklim.

***

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi:

Madeleine Arnaout
Global Communications and Key Influencers Lead
Ummah for Earth Project – Greenpeace MENA
[email protected]
+961 76 343 278

Tentang Ummah For Earth Alliance

Ummah for Earth adalah aliansi iklim berbasis keimanan yang terdiri dari 55 organisasi dan individu di seluruh dunia. Kami berfokus pada pemberdayaan komunitas dan inisiatif lingkungan lokal, menyoroti hubungan antara iman Islam dan aksi iklim, serta mendorong dan membantu umat Muslim maupun masyarakat luas untuk menyuarakan kepedulian mereka demi kesejahteraan bumi kita bersama.

Tentang Greenpeace MENA

Greenpeace Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) adalah organisasi lingkungan independen yang didirikan pada tahun 2018 untuk menangani tantangan lingkungan dan iklim yang kompleks serta unik di kawasan MENA. Organisasi ini berkomitmen untuk memberdayakan komunitas lokal dan bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mengembangkan solusi inovatif dan efektif yang membantu manusia hidup selaras dengan alam. Visi Greenpeace MENA adalah melestarikan kekayaan alam dan keberagaman komunitas lokal di kawasan tersebut, serta memastikan kehidupan yang layak bagi generasi mendatang di dunia yang damai, berkelanjutan, dan berkeadilan. Greenpeace MENA meyakini bahwa kemajuan di bidang ekonomi, sosial, dan teknologi dapat dicapai tanpa merusak alam. Karena itu, mereka bekerja secara kreatif dan kolaboratif dengan mitra dan para pendukung untuk mengurangi dampak krisis iklim serta mendorong praktik berkelanjutan dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Tentang Global Ethical Finance Initiative (GEFI)

Global Ethical Finance Initiative (GEFI) adalah lembaga pengembangan independen yang berfokus pada keuangan berkelanjutan arus utama, dengan pengalaman lebih dari satu dekade. GEFI diakui secara global atas kemampuannya dalam membangun ekosistem yang mendukung perubahan sistemik, melalui kerja sama dengan pembuat kebijakan, lembaga pembangunan multilateral, dan institusi keuangan di seluruh dunia.

Tentang Islamic Sustainable Finance Initiative (ISFI):

Islamic Sustainable Finance Initiative (ISFI) merupakan kemitraan perintis antara Global Ethical Finance Initiative (GEFI), Islamic Finance Council UK (UKIFC), HSBC Middle East, dan Greenpeace MENA. Inisiatif ini dirancang untuk memberdayakan keuangan Islam agar menjadi pemimpin dalam transisi menuju masa depan yang berkelanjutan dan inklusif. Dalam konteks COP28 dan berbagai komitmen transformasional di kawasan, termasuk komitmen Federasi Bank UEA sebesar AED 1 triliun untuk keuangan berkelanjutan, ISFI bertujuan membangun ekosistem keuangan Islam berkelanjutan melalui program terstruktur dan sistematis yang berfokus pada isu-isu praktis di pasar. Elemen utama program ini mencakup pengembangan kapasitas yang disesuaikan, diskusi industri (round table), penerbitan laporan dan kajian pemikiran, serta analisis lanskap pasar.