Pemberhentian 51 pegawai KPK yang dinyatakan tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) ramai diperbincangkan publik saat ini. Kontroversi mengenai KPK pun kembali menjadi isu yang hangat, terutama terkait materi-materi mengenai TWK. Materi tersebut menyinggung soal keyakinan, kepercayaan, agama, dan pilihan politik yang bisa dikatakan tidak berhubungan dengan wawasan kebangsaan. 

Banner at Kahayan Bridge in Central Kalimantan. © Jurnasyanto Sukarno / Greenpeace
Greenpeace Indonesia activists unfold a banner reading in Indonesian “Mr. Jokowi Extinguish Forest Fires, Not KPK (Eradication Corruption Commission)” from the Kahayan bridge in Palangkaraya, surrounded by haze from the forest fires. The activists urge the Indonesian president Joko Widodo to give more attention to the current forest fires environmental crisis that is also already become a serious threat for people’s health. © Jurnasyanto Sukarno / Greenpeace

Tak bisa dipungkiri, kasus TWK ini menguatkan indikasi KPK sedang dilemahkan karena kehilangan penyidik dan penyelidik profesional berintegritas. Lemahnya KPK berdampak pada peningkatan praktik korupsi yang sangat berbahaya bagi usaha melindungi sumber daya alam. Leonardo Simanjuntak, Direktur Greenpeace Indonesia mengatakan bahwa pelemahan KPK berpotensi serius terhadap peningkatan praktik korupsi di sektor lingkungan. “Praktek korupsi akan memperburuk kerusakan alam yang selama ini telah dihadapi manusia.” ucapnya dalam keterangan pers Amnesty Indonesia. 

Saya penasaran apa pendapat rekan-rekan mahasiswa mengenai kisruh KPK ini. Untuk mendapat jawaban, saya melakukan dengar pendapat ke beberapa mahasiswa yang sudah menonton film “The Endgame”. Saya menggunakan inisial dalam penyebutan nama untuk menghargai dan menghormati identitas personal mereka.

Apa yang kamu rasakan setelah menonton film “The Endgame”?

Film The Endgame yang dirilis Watchdoc Documentary telah menarik atensi publik secara nasional. Kisruh di tubuh KPK dikemas secara jelas dalam film ini. Polemik yang ada dalam KPK tidak terlepas dari peran pemerintah. Seperti yang diungkap SA, “saya merasakan bahwa pemerintah benar-benar mengambil kebijakan yang terstruktur dan tersistematis dalam melemahkan KPK dengan membuat hukum yang tidak adil sebagai bahan legitimasi”.

Berbeda dengan SA, film ini telah menggerakan kepedulian dan pandangan ZH. “Setelah menonton film ini saya merasa lebih berwawasan dan bersimpati pada polemik yang ada di negeri ini.” tuturnya. Hal ini bukan tanpa sebab, film disajikan dengan menghadirkan para pegawai yang dinyatakan tidak lolos TWK menambah realita yang ada.

Lain halnya dengan DI, setelah menonton Ia sedikit merasakan kegelisahan terhadap apa yang terjadi di negeri ini. “Saya merasakan kecemasan, saya merinding, setidak adil penguasa di negeri kita” ungkapnya.

Bagaimana KPK Setelah ini?

Dalam perkembangannya selalu ada upaya untuk melemahkan KPK. Kriminalisasi dan serangan terhadap pegawai bahkan gagasan mengubah UU KPK adalah contohnya. Setelah ditanya bagaimana KPK setelah ini, mereka terlihat pesimis akan masa depan KPK. Menurut ZH, KPK akan menguntungkan sebelah pihak dan menghambat kemajuan bangsa. “Setelah ini KPK akan tidak berjalan dengan efektif, tidak adil dan menjadi sebuah keuntungan sebelah pihak sehingga menghambat kemajuan perekonomian Indonesia serta melemahkan masyarakat kalangan bawah” pangkasnya.

KPK yang semakin tidak independen berpotensi menjadi alat untuk kepentingan segelintir orang saja. Tentu dalam kinerjanya akan berjalan tidak efektif. Menurut SA KPK harus segera dibenahi. “KPK hanya akan menjadi alat politik dan semakin tidak independen jika tidak adanya perbaikan yang sangat serius.

Ditanya dengan pertanyaan yang sama, FA berharap kasus korupsi dengan skala besar dapat segera terungkap. “Tidak tahu. Mungkin lebih lemah dari sebelumnya. Hanya bisa berharap semoga kasus-kasus besar yang sedang ditangani tetap dilanjutkan,” tuturnya.

Bagaimana nasib perlindungan lingkungan jika KPK lemah?

KPK menetapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sebagai tersangka korupsi ekspor benih lobster. Ini adalah salah satu kasus yang merugikan keuangan negara dan merusak lingkungan. Bagaimana tidak, kebijakan ekspor benih lobster dapat mengancam keberadaan lobster bahkan menyebabkan kepunahan. Seperti yang diungkap FA, menurutnya “nasib lingkungan dan alam bisa jadi semakin buruk”.

Kasus yang ditangani KPK terkait sektor lingkungan secara tidak langsung dapat memperbaiki dan membenahi lingkungan. Seperti yang diungkap oleh SA. “Banyaknya kasus KKN yang ditangani KPK dalam isu lingkungan, tentu akan membuat perbaikan nasib lingkungan juga berbanding lurus dengan kuatnya sistem KPK dalam memberantas korupsi SDA,” terang SA. 

Nasib lingkungan jika KPK lemah juga akan menyebabkan kualitas lingkungan menjadi buruk. Hal ini diungkap oleh ZH, menurutnya “Lingkungan akan semakin buruk performanya sehingga sumber daya alam tidak berkinerja secara optimal”.

Apa yang bisa kita lakukan sebagai anak muda?

Kita sebagai generasi muda berperan penting karena masa depan bangsa ada di kita. Bukan tidak mungkin bahwa regenerasi di kursi kepemimpinan atau lembaga-lembaga akan diisi anak muda saat ini. Ini mengantarkan saya untuk bertanya pada mahasiswa apa yang dapat kita lakukan. 

Ketika ditanya ZH menekankan pentingnya pengabdian masyarakat dan menghindari perilaku yang mencerminkan korupsi. “Berkontribusi bagi negeri dengan sumber daya (kompetensi) ataupun ilmu yang dimiliki untuk dibagikan kepada masyarakat serta menjauhi tindakan yang mengandung nepotisme” tuturnya.

SA juga menyatakan bahwa anak muda harus menekan pemerintah agar KPK menjalankan fungsi yang sebagaimana mestinya agar tidak menjadi alat kepentingan semata. “Terus menyuarakan di segala lini, mengedukasi dan mendidik masyarakat, serta memberikan tekanan terhadap pemerintah untuk mengembalikan fungsi KPK sebagai lembaga independen yang kuat dan berkomitmen.” tegasnya.

Sama halnya FA, penting baginya agar anak muda berintegritas dalam setiap peran yang dimiliki. “Untuk jangka pendek anak muda perlu terus bersuara. Untuk jangka panjang anak muda harus tetap menjaga integritas dalam setiap peran yang diemban” ujarnya.

Pelemahan KPK bila dibiarkan akan menjadi preseden buruk yang mempengaruhi perang terhadap korupsi yang telah menjangkit negeri ini. Penurunan kinerja KPK akan berdampak langsung pada keselamatan lingkungan dan alam. Ini saatnya bagi kita anak muda untuk terus bertindak dan bersuara. Penerus bangsa adalah kita dan masa depan bangsa berada di genggaman kita. Menjaga KPK berarti melindungi lingkungan Indonesia!

——— 

Ditulis oleh M Irsyaad Fadhlurrahman, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang sedang melakukan magang di Greenpeace Indonesia.