Seiring dengan kondisi iklim yang kian memburuk dan mendatangkan berbagai bencana, langkah apa saja yang akan diambil para pemimpin dunia dalam COP26 pada November mendatang?

Sebuah gelaran konferensi Iklim terbesar dunia akan segera dihelatkan pada 31 Oktober-12 November 2021 mendatang di Glasgow, Skotlandia. Lantas, apa saja yang akan dibahas di dalamnya? Mari simak semua hal tentang COP26 yang perlu kita tahu!

Apa itu COP26?

Conference of Parties, atau disingkat COP, adalah konferensi tahunan yang membahas langkah global dalam upaya pengendalian krisis iklim. COP26 merupakan gelaran konferensi yang ke-26, di mana sebelumnya dijadwalkan pada akhir 2020 lalu, tetapi harus diundur karena merebaknya pandemi.

Konferensi ini merupakan salah satu agenda terpenting setelah disepakatinya Perjanjian Paris oleh hampir 200 pemimpin dunia dalam gelaran COP21 pada 2015. Masing-masing dari mereka berjanji untuk merancang rencana penurunan emisi karbon secara signifikan untuk mencapai target bersama. Rencana tersebut kemudian akan disampaikan lima tahun kemudian, tepat pada saat dilangsungkannya COP26.

COP26 menjadi begitu krusial karena kita memasuki dekade terakhir sebelum dunia ‘terlalu telat’ untuk diselamatkan dari dampak krisis iklim yang semakin buruk; bencana alam masif, naiknya permukaan laut, dan punahnya flora fauna, bahkan manusia. Kesempatan ini sekaligus menjadi kesempatan kita untuk dapat membangun kembali ekonomi dunia yang lebih kuat dan adil.

Sebab, semakin lama para pemimpin beraksi, semakin sulit untuk kita menghadapi bencana yang tak terhindarkan ini.

Ribuan orang berkumpul di Madrid, Spanyol, tempat diselenggarakannya COP25 (2019). Mereka hadir untuk mendesak politisi-politisi global yang hadir untuk mengambil aksi yang ambisius untuk melindungi iklim. © Pablo Blazquez / Greenpeace

Siapa saja yang akan hadir di COP26?

Perwakilan dari berbagai negara, NGO, bisnis, grup keagamaan, ilmuwan, serta delegasi dari berbagai masyarakat adat akan menghadiri COP26. Termasuk juga media dari berbagai negara yang akan meliput perhelatan akbar ini.

COP akan berlangsung selama dua minggu dengan struktur cara yang sedikit berbeda; biasanya diawali dengan negosiasi teknis, kali ini diawali dengan konferensi pemimpin dunia dalam dua hari pertama.

Penyelenggara masih mengupayakan keamanan kesehatan COP26, menimbang banyaknya negara yang masih sulit untuk mengakses vaksin Covid-19. Greenpeace sendiri lebih memilih COP26 hanya diselenggarakan jika benar-benar aman untuk dihadiri seluruh pesertanya.

Apa yang akan diputuskan pada COP26?

COP26 adalah tenggat waktu setiap negara untuk menyampaikan rencana pemotongan emisi guna menghentikan kenaikan suhu bumi 1,5° C di akhir abad ini. Walaupun masuk dalam agenda resmi, bahkan terlambat satu tahun, kecil kemungkinan rencana-rencana tersebut bisa benar-benar tercapai.

Sejumlah negara maju juga turut menjanjikan $100 milyar pertahun kepada negara-negara miskin dan rentan untuk membantu mereka menekan emisi serta melindungi negaranya dari dampak krisis iklim.

Dampak kerusakan iklim sering kali diabaikan dan jarang dibahas dengan baik dalam negosiasi formal, walaupun berbagai negara yang terdampak langsung telah meminta hal ini untuk dikaji lebih serius.

Kesepakatan dalam point-point di atas sangat penting. Namun agar COP26 benar-benar sukses, tiap pemimpin harus berkomitmen penuh dan memperkuat janji-janji mereka dengan rencana, kebijakan, dan investasi nasional yang konkret. 

Contohnya, untuk menjaga suhu tetap dibawah 1,5°C, setiap negara harus menghentikan seluruh proyek baru yang masih memanfaatkan energi fosil, khususnya batubara. Dalam hal ini, negara-negara perlu bekerja sama memberikan bantuan dana kepada negara yang membutuhkan untuk melakukan hal yang sama serta membantu mereka dalam menangani dampak perubahan iklim yang telah terjadi.

Aktivis Greenpeace melakukan aksi damai menggunakan balon udara di PLTU Niederaussem, Jerman. © Greenpeace

Apa kendala yang mungkin akan mengganggu suksesnya COP26?

Pembahasan aturan perdagangan karbon adalah salah satu agenda dalam COP26. Topik ini diperkirakan dapat memakan banyak waktu diskusi negosiasi hingga menyisakan ruang kecil untuk kesepakatan yang jauh lebih genting seperti pendanaan iklim serta penghentian bahan bakar fosil.

Bahasan perdagangan karbon tidak boleh mengganggu fokus utama COP26. Sebab, topik ini kerap kali memberikan negara dan perusahaan ‘kartu bebas’ untuk terus menghasilkan emisi melalui berbagai celah, khsusnya melalui skema carbon offsetting (‘menukar’ emisi yang dihasilkan suatu tempat dengan pengurangan emisi di tempat lain). Sehingga semestinya pemerintah lebih tegas dan fokus kepada aturan pengurangan emisi secara langsung dari kegiatan pelakunya.

Apa bagian Greenpeace di COP?

Greenpeace mengirim perwakilan untuk turut menghadiri COP. Penting jika para ahli dan garda depan turut serta dalam negosiasi; sebagai pengawas, kontributor, dan memastikan para politisi benar-benar menyimak.

Greenpeace mendukung kelompok-kelompok akar rumput dan perwakilan lainnya seperti pemimpin adat yang berpartisipasi dalam COP. Banyak komunitas dari Global South yang mengalami imbas langsung perubahan iklim, walaupun mereka bukanlah yang paling bertanggung jawab. Keputusan yang akan dihasilkan COP26 tentunya berdampak langsung bagi mereka.

Sebagai organisasi global, Greenpeace juga bergerak dan bekerjasama dengan para aktivis di berbagai bagian dunia untuk menekan para penguasa memberikan hasil terbaik dalam negosiasi COP26 ini.