Seoul, 24 Juni 2021. Berdasarkan laporan terbaru Greenpeace Asia Timur, kenaikan permukaan laut yang ekstrem dan banjir pesisir di tujuh kota besar di Asia pada 2030 berpotensi memberikan dampak pada produk domestik bruto (PDB) senilai US$ 724 miliar. [1] [2]

“Dalam dekade ini, kota-kota pesisir di Asia menghadapi risiko tinggi dari kenaikan permukaan laut dan badai yang semakin intensif, yang berdampak pada tempat tinggal, keselamatan, dan mata pencaharian masyarakat. Di samping menghentikan pembangunan semua proyek bahan bakar fosil yang memerlukan waktu yang lama, pemerintah harus menerapkan peningkatan pengendalian banjir dan peringatan dini. Komitmen iklim saat ini, termasuk target kontribusi yang ditentukan secara nasional (Nationally Determined Contributions), tidak memadai untuk mencegah risiko banjir pesisir yang parah,” kata Mikyoung Kim, manajer proyek darurat iklim di Greenpeace Asia Timur.

Laporan Greenpeace Asia Timur memperkirakan pada tahun 2030 sebanyak 15 juta orang di tujuh kota akan tinggal di daerah yang berisiko banjir. Analisis ini termasuk salah satu yang pertama dari analisis sejenis yang menggunakan data resolusi spasial tinggi untuk memprediksi area di setiap kota yang berisiko terkena banjir.

Sejumlah temuan laporan yaitu:

  • Lebih dari 96% wilayah Bangkok dapat terendam banjir bila siklus banjir 10 tahunan terjadi pada tahun 2030, termasuk kawasan pemukiman dan komersial dengan kepadatan tinggi di pusat kota. [3]
  • Jakarta menghadapi ancaman ganda dari kenaikan permukaan laut dan tenggelam. Hampir 17% dari total luas daratan Jakarta berada di bawah tingkat di mana air laut dapat naik jika banjir 10 tahunan terjadi pada tahun 2030, yang membawa potensi risiko terhadap PDB sebesar US$ 68 miliar.
  • Daerah dataran rendah di timur Tokyo, termasuk Koto 5 Wards (Sumida, Koto, Adachi, Katsushika dan Edogawa), sangat rentan terhadap naiknya permukaan laut. PDB senilai US$ 68 miliar terancam oleh banjir pesisir di Tokyo pada tahun 2030, atau 7% dari total PDB Tokyo.
  • Di Taipei, Stasiun Utama Taipei, pusat transportasi paling signifikan di Taiwan utara, berisiko terkena banjir, termasuk Distrik Datong yang bersejarah. Diperkirakan 24% dari total PDB Taipei berpotensi berisiko terdampak.
  • Hampir 87% dari luas daratan Manila berada di bawah permukaan di mana air laut dapat naik, jika banjir 10 tahunan terjadi pada tahun 2030. Ditaksir hingga 1,54 juta orang dan PDB senilai US$ 39 miliar dapat terkena dampaknya.

“Pemerintah harus segera membatalkan semua pembangkit listrik tenaga batu bara baru yang sedang dibangun dan mempercepat peralihan ke energi bersih dan terbarukan. Pada saat yang sama, darurat iklim sudah di depan mata, dan kita perlu memperkuat perencanaan penanggulangan bencana dan tanggapan kita terhadap dampak krisis iklim. Banyak wilayah pesisir dalam ancaman banjir besar, dan kita tidak bisa menunggu,” kata Kim.

Air Pollution in Jakarta. © Jurnasyanto Sukarno / Greenpeace
Gedung-gedung tinggi dan Monumen Nasional di tengahnya tertutup kabut asap akibat polusi udara di kawasan bisnis Jakarta. Kualitas udara di Jakarta akhir-akhir ini semakin buruk akibat tingginya polusi lalu lintas dan pembangkit listrik tenaga batu bara di sekitar Jakarta. © Jurnasyanto Sukarno / Greenpeace

***

Catatan:

[1] Kumpulan data (gridded) global untuk PDB (PPP) disediakan oleh Dr. Matti Kummu, Universitas Aalto, Finlandia.

[2] Para peneliti memilih tujuh kota Asia yang merupakan pusat ekonomi dan terletak di atau dekat garis pantai untuk menganalisis dampak banjir pesisir ekstrem pada 2030 di bawah skenario emisi karbon business-as-usual, yang juga disebut skenario RCP8.5. Proyeksi kenaikan permukaan laut dari Climate Central digabungkan dengan data populasi dan PDB untuk menghitung risiko kenaikan permukaan laut dan banjir pesisir.

[3] Dalam laporan ini, ‘banjir sepuluh tahunan’’ adalah peristiwa banjir pesisir yang disebabkan oleh gelombang badai dan air pasang. Ketinggian banjir di atas permukaan laut memiliki kemungkinan sebesar 10% untuk dilampaui setiap tahun. 

Rangkuman data laporan dalam bahasa bisa dilihat di sini

Kontak media:


Erin Newport, Staf Komunikasi Internasional, Greenpeace Asia Timur: +886 958​ 026 791, [email protected]

Greenpeace International Press Desk, [email protected], +31 (0) 20 718 2470 (available 24 hours)