Ketergantungan pada Plastik
Plastik sekali pakai menjadi sumber berbagai permasalahan lingkungan; timbunan sampah di TPA, kontaminasi ekosistem air, hingga polusi dari pembakaran sampah. Plastik yang sulit terurai hanya hancur menjadi partikel mikroplastik. Ketergantungan plastik harus segera dihentikan.


Hambatan ke arah Perubahan Baik
Lemahnya regulasi yang melarang produksi dan konsumsi plastik sekali pakai, kurangnya inovasi produk alternatif, serta minimnya tekanan sosial telah menghambat upaya pengurangan plastik sekali pakai dan malah semakin mendukung industri untuk terus memproduksinya tanpa bertanggung jawab.
Saat ini, kontaminasi plastik dalam bentuk mikroplastik atau plastik yang berukuran sangat kecil (bahkan lebih kecil dari diameter rambut kita), telah ditemukan di ikan-ikan yang kita makan, air yang kita minum, udara yang kita hirup, bahkan di dalam plasenta bayi.
Apa yang kami lakukan
Kami menyoroti dan mendesak kontribusi produsen, korporasi, dan pemerintah dalam mempercepat upaya meminimalisir produksi dan konsumsi plastik sekali pakai. Hasil Audit Merek (Brand Audit) 5 tahun terakhir menuntut komitmen lebih lanjut kepada korporasi (selaku produsen) untuk mengurangi produksi plastik sekali pakai, membuka peta jalan pengurangan sampah, serta mendukung solusi peralihan dari kemasan sekali pakai menuju sistem guna ulang sebagai solusi.
Di samping itu, kita sebagai masyarakat juga perlu mengurangi ketergantungan terhadap produk sekali pakai dan memulai gaya hidup berkelanjutan.

-
Membongkar Darurat Iklim: Bagaimana Perusahaan-Perusahaan Barang Konsumen Menggenjot Produksi Plastik Perusahaan Minyak Besar
Perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang bahan bakar fosil seperti Aramco, Total, Exxon, dan Shell dilaporkan melakukan investasi besar-besaran dalam produksi petrokimia dan plastik.
-
Publik Menagih Tanggung Jawab Produsen Plastik
25 Februari 2021, Jakarta. Pertumbuhan produksi dan konsumsi plastik sekali pakai terus mengalami peningkatan signifikan. Pertumbuhan timbulan sampah plastik yang memiliki kemampuan daur ulang sangat rendah, pada akhirnya terakumulasi di…
-
Ringkasan Kebijakan: Perjuangan Asia Tenggara Melawan Perdagangan Limbah Plastik
Antara 2016 dan 2018, wilayah ASEAN melihat impor sampah plastik tumbuh dengan mengejutkan 171%, dari 836.529 ton menjadi 2.265.962 ton. Baca ringkasan kebijakan selengkapnya.
-
Sebuah Krisis Kenyamanan
Korporasi di balik wabah pencemaran plastik. Sebuah kajian Greenpeace tentang kebijakan, praktik dan ambisi bisnis dari Produsen-produsen Ternama di bidang Barang Kebutuhan Sehari-hari (Fast Moving Consumer Goods).