Jakarta, 4 April 2020, Wilmar International, perusahaan minyak kelapa sawit terbesar di dunia, telah mengambil langkah mundur dalam mengimplementasikan komitmennya untuk menghilangkan deforestasi dari rantai pasokan komoditasnya, dengan menyatakan keluar dari Pendekatan Stok Karbon Tinggi (HCSA/High Carbon Stock Approach) , salah satu metode yang paling kredibel dan diakui secara luas didukung mekanisme untuk mengidentifikasi dan melindungi kawasan hutan di wilayah konsesi perusahaan perkebunan.

“Sangat mengkhawatirkan bahwa Wilmar mengingat riwayatnya yang bermasalah, kembali gagal dalam mengimplementasikan komitmennya yakni ‘Tanpa Deforestasi.’ Alih-alih menunjukkan kemajuan nyata untuk mengakhiri kebakaran dan deforestasi dalam rantai pasokannya, Wilmar memilih untuk berhenti dan mengkritik HCSA.” kata Grant Rosoman, Penasihat Senior Global Forests Solutions untuk Greenpeace Internasional.

“Saat ini bahkan lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan sektor bisnis untuk mendukung alat yang menghentikan deforestasi seperti HCSA mengingat para ilmuwan telah melaporkan bahwa deforestasi dan perusakan habitat hewan liar dapat menciptakan kondisi pandemi seperti Covid-19, serta menghentikan darurat iklim dan krisis keanekaragaman hayati,” lanjut Grant..

Wilmar telah keluar dari keanggotaan HCSA, setelah gagal membuktikan bahwa mereka secara aktif mengimplementasikan HCSA [1]. HCSA adalah alat untuk menerapkan prinsip ‘tanpa deforestasi’ dalam rantai pasokan. Ini termasuk dalam standar sertifikasi Round Table for Sustainable Palm Oil  (RSPO) yang tengah diadopsi oleh produsen minyak sawit, pulp dan kertas, karet dan kakao secara global, dan didukung oleh Program Lingkungan PBB, Uni Eropa serta pemerintah Prancis [2]

Dalam beberapa tahun terakhir Greenpeace Internasional telah berulang kali mengekspos hubungan Wilmar dengan deforestasi dan kebakaran melalui para pemasoknya [3] dan menghentikan pembicaraan dengan Wilmar pada September 2019 karena kurangnya kemajuan perusahaan tersebut dalam transformasi rantai pasokan dan keterbukaan. [4]

Pada akhir 2018 Greenpeace Internasional mengajukan keberatan terhadap Wilmar yang diangkat kembali sebagai ketua bersama Komite Eksekutif HCSA kecuali memenuhi persyaratan keanggotaan HCSA. Wilmar, yang telah menahan biaya keanggotaan HCSA tahun 2019, dijadwalkan akan ditangguhkan pada 2 April 2020 karena tidak dibayar, namun kemudian Wilmar menarik keanggotaannya pada hari yang sama.

Kontak:

Grant Rosoman, Senior Advisor, Forest Solutions, Greenpeace International, +64-21-428415

Rully Yuliardi Achmad, Jurukampanye Media Greenpeace Indonesia, +62- 811-8334-409, [email protected]

Catatan:

[1]   “Members in plantations and commodity sectors will actively implement the HCS Approach across their own operations, in their supply chains and in investment holdings regardless of stake.” HCSA Code of Conduct for Membership.

[2] Towards zero deforestation; dan Stepping up EU Action to Protect and Restore the World’s Forests; dan Stratégie Nationale De Lutte Contre La Déforestation Importée

[3] Setelah laporan Rogue Trader, baca lebih lanjut laporan The Final Countdown: Now or never to reform the palm oil industry and in Dying for a Cookie

[4] Greenpeace halts engagement with Wilmar-Unilever-Mondelez over continued failure to take necessary action to cut deforestation from their supply chains