#Iklim
Iklim kita sakit, tetapi kita memiliki kekuatan untuk menyembuhkannya dan diri kita sendiri, dan menciptakan dunia yang lebih hijau dan lebih adil. Peristiwa cuaca ekstrem, kenaikan permukaan laut, dan kekeringan adalah gejala iklim global di ambang kehancuran. Kami berada di persimpangan jalan. Jika kita bertindak sekarang, sebagai komunitas global, untuk menjaga kenaikan suhu di bawah tingkat bencana, kita memiliki kesempatan untuk menstabilkan kembali iklim kita yang rentan. Kita, sebagai warga negara, konsumen, dan negara, dapat memilih energi bersih, perlindungan hutan, dan pertanian ekologis untuk mengurangi polusi iklim. Bersama-sama kita dapat menyembuhkan iklim dan dalam proses bekerja bersama membangun dunia yang lebih aman, lebih adil dan lebih hijau.
Hal Yang Bisa Kamu Lakukan
-

#FokusDiTerbarukan
Mimpi Indonesia untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di tahun 2025 kini justru berada di angan-angan. Pasalnya, target baruan EBT terbaru diturunkan hanya 17-19% yang juga berkejaran dengan waktu.
-

Saya Bersama Hutan Papua
Saat ini Hutan Papua beserta isinya sedang dalam ancaman yang besar. Kami butuh suaramu untuk lindungi hutan alami terakhir di Indonesia.
-

Deklarasikan Hak atas Lingkungan: Greenpeace Desak ASEAN Ambil Langkah Konkret
Hasil KTT 2025 menunjukkan bahwa ASEAN melewatkan kesempatan penting untuk menunjukkan komitmen lingkungan hidup yang nyata.
-

Satu Suara Pemuda Adat untuk Para Pemimpin Dunia: Jawabannya adalah Kita
Suara generasi muda, terutama Pemuda Adat, masih sering diabaikan dalam pengambilan keputusan terkait masalah krisis iklim.
-

Policy Brief Transformasi Transportasi Jakarta
Emisi gas rumah kaca tidak hanya berdampak terhadap ancaman kesehatan oleh pencemaran udara, tetapi juga berkontribusi terhadap krisis iklim yang meningkatkan potensi cuaca ekstrem hingga risiko banjir. Volume kendaraan yang…
-

Mengapa Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Tidak Pro-Lingkungan?
Pandemi Covid-19 berdampak bagi perekonomian global. Sejumlah negara sudah mengumumkan status resesi. Sementara Indonesia, perekonomiannya terjun ke minus 5,32 persen. Bagaimana pemerintah mengatasinya?


