Kebakaran Hutan dan Lahan
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) adalah masalah menahun di Indonesia. Korporasi rakus serta lembeknya penegak hukum turut berkontribusi menghilangkan ekosistem alam dan memperparah krisis iklim. Akar masalah yang tak kunjung diselesaikan makin menghabisi lahan Indonesia.


Korporasi Kuat, Negara Lemah
Di Indonesia, sulit untuk menyebut karhutla yang berulang karena faktor alam. Temuan kami pada 2020 lalu mayoritas kasus karhutla di Indonesia berkaitan erat dengan perusahaan sawit dan bubur kertas. Itu artinya, ada tangan manusia di sana.
Penegakan hukum cenderung lembek. Temuan kami lainnya, sejumlah perusahaan yang konsesinya terbakar berulang sejak 2015, salah satunya, tak pernah diberi sanksi. Ada juga perusahaan yang belum membayar denda walau ada putusan tetap dari pengadilan. Ternyata, tak semua orang sama di depan hukum.
Apa yang Kami Lakukan
Protes saja tidak cukup. Kami bergerak di tapak, membentuk Tim Cegah Api (TCA) tersebar di Pontianak, Riau, dan Ketapang. Kami melibatkan mereka yang terdampak karhutla bergabung dalam tim ini.
Membuat perhitungan ke para korporasi di meja hijau juga tak kalah penting. Di Sumatera Selatan, 12 warga menggugat 3 korporasi ke pengadilan untuk dimintai pertanggungjawaban mutlak atas asap kabut karhutla. Kami bersama para penggugat.


Tim Cegah Api untuk Hutan Indonesia
Karhutla mengancam kehidupan, bukan hanya bagi kesehatan manusia melalui polusi asap yang ditimbulkan, namun juga bagi keberlangsungan hidup satwa liar asli Indonesia. Tim Cegah Api berupaya menangani secara langsung kebakaran hutan yang tak berkesudahan.
-
Catatan untuk Kejaksaan Agung soal Kasus Korupsi Migor
Kejaksaan Agung melakukan terobosan dalam penegakan hukum kasus korupsi ekspor minyak sawit mentah (CPO) yang melibatkan korporasi. Namun, masih ada sejumlah catatan kritis.
-
Riset Restorasi Gambut: Restorasi Hilang dalam Kabut Asap
Analisis ini mengungkapkan bahwa hampir sepertiga dari Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) di tujuh provinsi yang diprioritaskan untuk direstorasi oleh Badan Restorasi Gambut (BRG)12 memiliki status “kritis sedang” dan “kritis tinggi”…
-
Karhutla dalam Lima Tahun Terakhir
Laporan terbaru Greenpeace Asia Tenggara ‘Karhutla Dalam Lima Tahun Terakhir’ mengungkap kegagalan total pemerintah Indonesia dalam melindungi hutan dan lahan gambut dari pembakaran.
-
Mengapa Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Tidak Pro-Lingkungan?
Pandemi Covid-19 berdampak bagi perekonomian global. Sejumlah negara sudah mengumumkan status resesi. Sementara Indonesia, perekonomiannya terjun ke minus 5,32 persen. Bagaimana pemerintah mengatasinya?
-
Membara: Dampak Kesehatan dari Kebakaran Hutan di Indonesia dan Implikasinya bagi Pandemi Covid-19
Saat Indonesia bersiap menghadapi musim kebakaran hutan dan lahan tahun 2020, sebuah kajian data yang tepat pada waktunya tentang dampaknya terhadap masyarakat yang terdampak asap kebakaran menunjukkan bahwa para pemegang kekuasaan saat ini ataupun sebelumnya secara konsisten dan masif terus meremehkan dampak karhutla terhadap kesehatan manusia.
-
Briefer – Krisis Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia: Perusahaan Kelapa Sawit dan Bubur Kertas dengan Area Kebakaran Terbesar Tak Tersentuh Hukum
Dari hasil analisis Greenpeace, 3.403.000 hektar (ha) lahan terbakar antara tahun 2015 sampai dengan 2018 di Indonesia, menurut hasil analisis burn scar (bekas terbakar) dari data resmi pemerintah. Pada tahun 2015 saja, lebih dari 2.600.000 ha lahan mengalami kebakaran.
-
Greenpeace menghentikan keterlibatan dengan Wilmar-Unilever-Mondelez karena lemahnya komitmen mereka dalam menghentikan deforestasi dari rantai pasok
Pada 22 Agustus 2019, Greenpeace mundur dari keterlibatan dengan Wilmar, Unilever, dan Mondelez dalam hal mendirikan platform pemantauan deforestasi, karena terjadi kegagalan mereka berulangkali dalam menindaklanjuti komitmen mereka untuk ‘nol…
-
Briefer – Indonesia: Deforestasi Meningkat di Area-Area yang dilindungi oleh Moratorium
Pemerintah Indonesia menyatakan pada bulan Juni 2019 bahwa Moratorium Hutan dan Lahan Gambut tentang pemberian izin baru pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit, kegiatan penebangan dan pertambangan, yang diberlakukan.
-
Saatnya Kebenaran Disuarakan
Pada tahun 2020, produsen barang-barang konsumsi yang bertanggung jawab harus dapat menunjukkan bahwa semua minyak sawit yang digunakannya berasal dari kelompok produsen terpercaya yang operasinya telah diverifikasi sesuai dengan kebijakan NDPE-nya.
-
Nol Deforestasi dalam Praktik: Pendekatan Stok Karbon Tinggi
Hutan tropis tidak hanya menyimpan nilai karbon yang cukup tinggi, tetapi juga memiliki nilai keanekaragaman hayati yang penting, terutama bagi jutaan masyarakat adat dan lokal yang kehidupannya sangat bergantung pada hutan. Banyak perusahaan yang saat ini sedang mengalihfungsikan hutan tropis menjadi perkebunan untuk komoditas seperti kelapa sawit dan kertas mengalami tekanan dari konsumennya untuk membuktikan…
-
Sumatera Akan Tertutup Dengan Asap
Bukti baru menunjukkan Bahwa lahan gambut dan perlindungan hutan merupakan kunci untuk menghentikan Kabut Asap
-
Izin Untuk Memusnahkan
Saat ini hanya sekitar 400 ekor harimau diperkirakan tersisa di hutan-hutan hujan Sumatra – yang berkurang secara pesat – seperempat juta hektar tiap tahunnya. Ekspansi perkebunan kelapa sawit dan kayu pulp/HTI (Hutan Tanaman Industri) adalah penyebab hampir dua pertiga kerusakan habitat harimau dalam kurun waktu antara 2009 sampai 2011, periode paling akhir dimana data resmi…
-
MENUJU NOL | Bagaimana Greenpeace Menghentikan Deforestasi di Indonesia 2003–2013 dan selanjutnya
Ini adalah cerita mengenai kampanye Greenpeace untuk menghentikan perusakan hutan hujan Indonesia. Ini adalah cerita jutaan manusia dan satu pilihan: selamatkan atau hilang. Ini adalah cerita mengenai apa yang anda bantu kami capai melalui dukungan aktif dan donasi anda.
-
Down to Zero
Melalui paparan foto-foto dan karya seni, “Down to Zero” menceritakan kisah dari kampanye kami untuk menghentikan pengrusakan hutan hujan Indonesia dan apa yang telah Anda lakukan untuk pencapaian ini.
-
Laporan Keterkaitan Perusahaan Sawit India Dalam Kerusakan Hutan Indonesia
JAKARTA, 19 JUNI 2012 – Investigasi terbaru Greenpeace India mengungkapkan berbagai perusahaan di India, pengimpor terbesar kelapa sawit dunia diketahui berbisnis dengan pemasok yang tidak bertanggungjawab yang menghancurkan hutan hujan dan gambut Indonesia.
-
KFC Report
KFC adalah salah satu merek makanan cepat saji paling menonjol di seluruh dunia. Perusahaan induknya Yum! Brands Inc., perusahaan yang berbasis di Louisville, Kentucky, AS mengklaim sebagai perusahaan makanan cepat saji terbesar di dunia dan tahun lalu melaporkan pendapatan lebih dari USD12 milyar.
-
Mengantar Indonesia Menuju ‘Jalur Pembangunan Baru’
Greenpeace, bersama koalisi besar LSM dan menyerukan perlindungan segera semua lahan gambut dan penghentian sementara (moratorium) semua pembukaan hutan alam dalam wilayah-wilayah konsesi baru dan lama.
-
Ringkasan Laporan ‘Bagaimana Sinar Mas Meluluhkan Bumi’
Laporan Investigasi terbaru dari Greenpeace ‘Bagaimana Sinar Mas Meluluhkan Bumi’. Memperlihatkan bagaimana perusahaan ternama seperti Walmart, Auchan dan KFC turut menyumbang dalam pecepatan perubahan iklim, kepunahan satwa sepert macan sumatra dan orang-utan
-
Tertangkap basah : Eksploitasi minyak kelapa sawit oleh Nestlé
Nestlé menggunakan minyak kelapa sawit dari Indonesia yang berasal dari penghancuran hutan dan lahan gambut, dalam produk seperti Kit Kat, ikut mendorong kepunahan orangutan dan mempercepat perubahan iklim. Laporan ini memaparkan bagaimana Nestlé membeli minyak kelapa sawit dari pemasok yang menghancurkan hutan seperti Sinar Mas. Sinar Mas, Produsen minyak kelapa sawit terbesar, yang terus membabat…
-
KEGIATAN ILEGAL PERUSAKAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT: SINAR MAS – APA YANG TELAH KALIAN LAKUKAN?
Sinar Mas Grup secara ilegal telah membabat hutan dan lahan gambut di Kalimantan. Perusahaan ini sendiri sudah cukup terkenal akan keterlibatannya dalam pembukaan ilegal hutan melalui anak perusahaan kertasnya, Asia Pulp and Paper (APP).
-
Hutan Tropis Indonesia dan Krisis Iklim
Melindungi hutan berarti menghentikan perubahan iklim. Penghancuran dan degradasi hutan berpengaruh besar terhadap perubahan iklim dalam dua hal. Pertama, perambahan dan pembakaran hutan melepaskan karbon dioksida ke atmosfir. Kedua, kerusakan hutan akan mengurangi area hutan yang menyerap karbon dioksida. Kedua peran ini sangat penting karena jika kita menghancurkan hutan tropis yang tersisa, maka kita telah…